Page 60 - 3 Curut Berkacu
P. 60

 42 3 Curut Berkacu
seperti gambus dan sholawat.
“Kok si Wahyu nyanyi lagu nana aja, sih!” Sela Iqbal di
tengah gue asik bernyanyi.
Bima seketika menghentikan petikan gitarnya, “Iya
nih bocah rada-rada emang.”
“Lu bisa nyanyi gak sih, Yu?” lanjut Bima nanya gue
sambil naruh gitarnya.
“Bisa bro, hanya saja kalau lagu latin gini gue kurang
jago, maklumlah lidah gue default-nya lagu sorga!” jawab gue membela diri.
“Yeh, si dodol memang Wahyu!” kata Bima sambil meraih gelas susu jahe panasnya, lalu diseruput.
Tawa kecil pun menghiasi bibir Iqbal menyaksikan Bima menyeruput susu jahenya dengan mimik menahan panas.
Tak lama kemudian diikuti oleh suara dering sebuah ponsel.
“HP gue ya?” tanya gue sambil melirik Bima.
“Lah, lu kok nanya gue, Yu?” jawabnya heran.
Iya juga sih, kenapa gue nanya ke Bima, ini kan ponsel
gue. Tapi suara dering itu bukan bersumber dari ponsel gue.
Ternyata suara dering itu berasal dari ponsel Iqbal.
Iqbal seketika meraih ponselnya dari saku jaket yang dikenakan. Senyum yang khas menghiasi bibirnya sambil melirik gue dan Bima.
Ia beranjak dari tempatnya duduk, “gue, terima telepon dulu ya bro!” katanya sambil bergegas memisahkan diri.
Jujur, gue merasakan sesuatu yang berbeda dari














































































   58   59   60   61   62