Page 62 - 3 Curut Berkacu
P. 62

 44 3 Curut Berkacu
ada sesuatu!’ atau senada dengan itu yang inti sebenarnya justru memancing ‘kekepoan’ dan ingin direspon.
Lain halnya kalau cowok. Saat ditanya ada apa, mereka justru akan balik bertanya dan berusaha sok tegar. Tidak jarang malah yang bertanya itu yang curhat duluan.
Itulah keunikan kedua jenis mahluk manusia ini, antara cewek dan cowok.
“Lu lagi ada masalah, bro?”
Gue kembali mempertegas pertanyaan gue. Selain ‘kepo’, gue juga benar-benar gak ingin sahabat gue menghadapi masalahnya sendiri, apalagi di tengah-tengah suasanya yang sangat asyik ini.
“Gak usah sungkanlah! Cerita aja, sapa tau gue gak bisa bantuin lu!” lanjut gue.
Baik Iqbal maupun Bima, serentak memandang gue dengan pandangan sinisnya.
“Hahaha... Bercanda atuh, ah!”
Segera gue meralat pernyataan gue tadi sambil mengambil gorengan tepat di depan gue yang mulai dingin.
“Bal, lu kenapa, Bal?”
“Lu sakit ya, Bal?”
“Atau perut lu lagi mules ya?”
“Atau gorengannya kurang ya, Bal?”
“Gue pensenin lagi, mau ya?”
Pertanyaan Bima yang beruntun seakan sengaja
tidak memberikan kesempatan untuk Iqbal menjawab. Gue sadar Bima sedang menghibur Iqbal.
“Ehem...”
Iqbal hanya tersenyum mendengar semua pertanyaan
















































































   60   61   62   63   64