Page 61 - 3 Curut Berkacu
P. 61

 Curut Ngelantur 43
tingkat Iqbal. Ia lebih murung dari biasanya. Sesekali hanya tersenyum sambil melirik gue atau Bima.
‘Gak biasanya!’ pikir gue.
Padahal, yang gue kenal, ia adalah sosok yang sangat komunikatif dan selalu berinteraksi penuh dalam keadaan apa pun. Apalagi Bima selalu membuat tingkah lucu yang membuat gue ngakak gak karuan. Tapi Iqbal hanya tersenyum.
Tidak lama kemudian, Iqbal kembali ke kursinya. Gue tau, ia berusaha menyembunyikan sesuatu, tapi ia bukan orang yang pandai berdusta. Wajah lesunya mengisyaratkan sesuatu.
Keadaan sunyi sejenak.
Gue dan Bima hanya saling bertatapan, seakan mata gue dan mata Bima sedang berkomunikasi, ‘Ada apa dengan Iqbal, bro?’ tanya mata Bima ke gue. ‘Mana gue tau, cyiiin...!’ jawab mata gue. Hahahaha...
“Kenpa lu, bro? Ada masalah?”
Gue berusaha mencairkan suasana, menanyainya dengan intonasi nada yang riang. Senyuman gue lebarkan sambil menatapnya serius.
“Lah, emangnya ada apa?”
Iqbal balik bertanya. Gue tau bahwa pertanyaan baliknya itu adalah sebuah sanggahan atas kecurigaan gue terhadap tingkahnya.
Nah, inilah bedanya cowok dan cewek!
Kalau cewek ada masalah, terus ditanya ada apa, biasanya akan menjawab, ‘Gak kok, gak apa-apa! Gue hanya pengen sedih aja!’ atau ‘Gak kok, gue baik-baik aja, hanya






















































































   59   60   61   62   63