Page 95 - 3 Curut Berkacu
P. 95

 Kakek Sotoy 77
ocehannya.
“Ah, oke deh, kalau gitu nulisnya dilanjut lagi aja.” Tapi
ternyata dia menyudahinya dan mempersilahkan kakak- kakak senior untuk melanjutkan materi. ‘Sukurlah,’ gumam gue dalam hati. Salah satu senior gue bangkit, “Siap, Pak! Siap lanjutkan! Terimakasih, Pak!”
“Yo, monggo dilanjut!” sambung si pria tua itu.
“Baik, kakak-kakak silahkan dibuka lagi bukunya, kita melanjutkan materi tentang Krida P2B ya,” Kak Afif mulai mengarahkan.
Gue bergegas membuka buku lagi, menyiapkan alat tulis dan siap mulai mencatat. Kak Afif mempersilahkan senior yang lain untuk melanjutkan.
“Oke, kita lanjut ya!” kata senior itu.
“Jadi kepanjangan dari P2B itu adalah Pencegahan dan Penanggulangan Bencana,” lanjutnya menjelaskan.
Tapi...
“Eiittt, sebentar, sebentar...! Mohon ijin, Kakak senior!” tiba-tiba si pria tua itu menyela, padahal senior gue baru saja memulai materi, bahkan baru menyelesaikan satu kalimat. “Coba dibiasakan sebelum menulis itu diawali dengan tulisan ‘Basmalah’ di atasnya, gitu loh!” jelas dia. Ah, kali ini si pria tua ada benarnya juga, pikir gue. “Bagi yang muslim, bisa menuliskan ‘Basmalah’, juga bagi yang non- muslim bisa dengan berdoa sebelum menulis,” tandasnya melanjutkan penjelasan.
“Kamu tau mengapa kita harus membaca doa sebelum menulis?” dia malah bertanya.
“Memangnya kenapa, Kak?” sontak gue bertanya balik sambil mengacungkan tangan kanan ke atas. Terus terang,






















































































   93   94   95   96   97