Page 99 - 3 Curut Berkacu
P. 99
Kakek Sotoy 81
terbaca oleh Kak Afif yang semakin mendekat.
Mendengar gue menggerutu pelan, Bima hanya terdiam, tapi dasar manusia koplak satu ini, tidak bisa bertahan diam agak lama. Dia kembali tertawa! Bukan itu
saja, tawanya disertai bunyi khusus dari bagian bawah. “creeeeet, tuut.” Anjriiiit, pantatnya juga ikut bersuara! Detik itu juga tawa gua kembali meledak. Sungguh-
sungguh tidak mampu gue tahan dan tepat pula Kak Afif sudah di samping kami.
“Kalian ini, benar-benar ya, ditegur bukannya berubah tapi malah semakin menjadi!” tampak wajah Kak Afif sangat kesal.
“Kalian berdua, turun! Push-up 5 seri!” teriak Kak Afif.
Apa boleh buat, mau tidak mau, gue dan Bima harus push-up 5 seri. Bukan 5 kali loh, tapi 5 seri, di mana setiap seri terdiri dari 10 kali naik-turun, dan juga berarti bahwa kami harus melakukannya 50 kali naik-turun. Tapi tidak usah khawatir, bagi kami anggota Prasbhara, tepatnya Caprasbhara karena gue belum resmi dilantik menjadi Prasbhara angkatan 35, push-up dan kegiatan-kegiatan pisik lainnya adalah hal biasa untuk kami, semacam asupan sehari-hari gitu lah.
Hukuman ini adalah bentuk pembelajaran buat kami untuk bertanggungjawab atas kesalahan yang kami perbuat. ‘Seorang ksatria pemberani adalah dia yang mau bertanggungjawab atas apa yang telah berani ia perbuat’, kalimat inilah yang selalu menjadi semangat bagi kami semua sebagai anggota Caprasbhara, yang mengobsesi kami untuk berani berubah untuk menjadi ksatria sejati yang bertanggungjawab.