Page 7 - Cerpen Surabaya Bukan Kenangan
P. 7
“Boleh…boleh…, ayo kita masuk nanti keburu ada bu
Endah lho!” jawab Dinda sambil merangkul kedua
sahabatnya itu.
Merekapun berjalan menuju ke ruang kelas dan
duduk di bangku mereka masing-masing. Kebetulan tempat
duduk siswa di kelas 4 ditentukan oleh wali kelas mereka
sehingga mereka tidak bisa duduk bersama.
Beberapa saat kemudian, terdengar suara sepatu
yang memasuki ruang kelas 4 (klotak…klotak…klotak).
Anak-anak dalam kelas terdiam, karena bu Endah wali kelas
mereka sudah datang. Bu Endah berjalan menuju tengah
kelas dengan membawa buku mata pelajaran Bahasa
Indonesia di tangan kanannya. “Anak-anak sudahkah kalian
mempelajari puisi yang ibu ajarkan kemarin?” tanya bu
Endah dengan mengangkat buku Bahasa Indonesia dan
menunjukkan penggalan puisi yang kemarin telah
dibacanya.
Anak-anak menjawab dengan serempak,”sudah bu”.
Begitupun dengan Dinda, walaupun dia belum paham
bagaimana cara membaca puisi yang baik dan benar. Bu
Endah memberikan waktu 10 menit untuk anak-anak berlatih
3