Page 12 - Cerpen Surabaya Bukan Kenangan
P. 12

“Tentu Dinda, nanti Elang dan Dinda akan ibu antar
           ke rumah ya nak.” Jawab bu Endah sambil menyunggingkan

           senyuman.
                  “Dinda kenapa kok sedih?” tanya bu Endah.

                  Belum sempat Dinda menjawab pertanyaan dari bu

           Endah, dia mendengar namanya disebutkan oleh juri. Dia
           kaget sekali dan secara spontan memeluk bu Endah dengan

           erat.
                  “Bu  Endah  nama  saya  dipanggil  bu,  nama  saya

           dipanggil bu.” Jelas Dinda dengan mata yang berkaca-kaca
           karena  mendengar  namanya  dipanggil  menjadi  juara

           pertama.

                  Bu Endah membalas pelukan Dinda sambil berkata,
           “Iya  Dinda  kamu  hebat,  kamu  akan  maju  ke  tingkat

           kabupaten.  Selamat  ya  Dinda,  kamu  harus  berlatih  lebih

           keras lagi ya nak.” “Dan Elang kamu juga hebat, ibu bangga
           dengan anak-anak ibu.”


           Hari perlombaan puisi kedua

                  Waktu  yang  ditunggu-tunggu  telah  tiba.  Setelah
           pengumuman  juara  pertama  lomba  baca  puisi  tingkat




                                                                               8
   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17