Page 14 - Cerpen Surabaya Bukan Kenangan
P. 14

“Pasti, nak Ayah dan Ibu mendo’akan semoga kamu
           dapat juara ya.” Jawab ibu Dinda sambil mencium kepala

           Dinda.
                  Dinda  bersama  dengan  tim  yang  lain  berangkat

           menuju  ke  tempat  diadakannya  perlombaan  puisi  tingkat

           Kabupaten.  Dinda  tidak  berharap  lebih,  yang  penting  dia
           sudah berusaha. Selain itu dia juga mendapatkan dukungan

           yang luar biasa dari sahabat-sahabatnya.
                  Tibalah di sebuah pendopo besar, dengan panggung

           yang sangat besar pula. “Wah, besar sekali.” gumam Dinda
           dalam hati.

                  Tiba-tiba bu Endah menepuk punggung Dinda yang

           sedang  terkagum-kagum  dengan  tempat  perlombaannya.
           Dindapun  kaget, dan menolehkan  badannya  ke  belakang.

           “Eh, bu Endah. Besar sekali ya bu tempatnya?” tanya Dinda

           dengan menengok kan kepalanya ke kanan dan ke kiri.
                  “Iya,  Din.  Alhamdulillah  ya  kamu  bisa  mengikuti

           perlombaan  ini.  Kamu  kalau  jadi  juara  lagi  akan  tampil  di
           tempat  yang  lebih  besar  lagi  lho  di  Surabaya.”  Jawab  bu

           Endah.  “Kamu  sudah  pernah  belum  pergi  ke  Surabaya?”
           tanya bu Endah.




                                                                              10
   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19