Page 19 - Cerpen Surabaya Bukan Kenangan
P. 19
S
atu bulan telah berlalu, Dinda menjalani latihan yang
cukup menguras tenaga setelah perlombaan
terakhirnya. Dia bersama dengan bu Endah hampir setiap
hari berlatih membaca puisi. Memang cukup melelahkan
tetapi dia melakukannya dengan senang, karena ia ingin
sekali melihat kota yang banyak gedung bertingkatnya.
Walaupun dia capek berlatih, dia menyempatkan
untuk bermain bersama dengan sahabat-sahabatnya.
Mereka senang sekali memainkan bola bekel atau
kempyeng (tutup botol kaca).
Satu hari sebelum dia berangkat ke Surabaya, ia
menyempatkan diri bermain ke rumah Hesti dan di sana
sudah ada Ulfa. Dinda meminta do’a kepada teman-
temannya supaya dia dapat menampilkan penampilannya
yang terbaik.
“Fa, Hes do’ain aku ya, supaya besok aku bisa lancar
lombanya.” Pinta Dinda kepada kedua sahabatnya.
“Iya, pastilah. Pasti kamu bisa Din.” Jawab Ulfa.
“Dinda gitu lho, harus bisa dong.” Tegas Hesti sambil
tertawa dan merangkul Dinda.
15