Page 21 - Cerpen Surabaya Bukan Kenangan
P. 21
istirahat pula, karena ia akan menemani Dinda besok ke
Surabaya.
Tetapi apa mau dikata, mata Dinda masih tidak bisa
dipejamkan. Padahal ia sangat mengantuk, entah apa yang
dia pikirkan sekarang dan membuatnya gelisah. Suara
detakan jam dinding di kamarnya pun terdengar sangat
keras, menandakan memang hari sudah larut malam.
Setelah beberapa saat, terdengar ada suara yang
memanggilnya. “Din…Din…ayo bangun. siap-siap nak.
Sudah jam 2 lebih lho.” suara ibu membangunkan Dinda.
Ternyata suara ibu,”Aku masih ngantuk bu, bentar
lagi ya.” Jawab Dinda sambil menggeliatkan tubuhnya dan
menggunakan sekuat tenaganya
untuk membuka mata.
“Eh…kok balik tidur
lagi, ibu saja sudah mandi
Din.” Sambung ibu dengan
nada agak keras supaya
Dinda terbangun.
17