Page 23 - Cerpen Surabaya Bukan Kenangan
P. 23

“Tadi  malam  tidur  jam  12  an  kalau  tidak  salah  bu,
           sampai anaknya saya marahi saya suruh tidur.” Sahut ibu

           Dinda.
                  “Ya  udah,  kamu  tidur saja  ya  sekarang.  Agar  nanti

           badan  kamu  bisa  segar  kembali  saat  tampil.”  Sarang  bu

           Endah kepada Dinda.
                  “Iya bu, terimakasih ya.” Jawab Dinda dengan cepat

           karena dia memang benar-benar sangat mengantuk.
                  Perjalanan yang ditempuh dari tempat tinggal Dinda

           ke tempat perlombaan memang sangat jauh, kira-kira sekitar
           4 jam. Maka waktu perjalanan ia gunakan untuk beristirahat.

                  Sesampainya di kota Surabaya, ibu membangunkan

           Dinda. “Din…Din…lihat Din, kita sudah hampir sampai.”
                  Dinda  membuka  matanya  pelan-pelan,  kemudian

           megusapkan telapak tangan ke matanya. Betapa ia sangat

           kagum sampai-sampai ia tidak bisa berkata-kata.
                  “Bagaimana  Dinda,  kita  sudah  di  kota  Surabaya

           sekarang?” tanya Pak Setyo.
                  “Wah, banyak gedung bertingkat pak. Tinggi sekali ya

           pak.”  Jawabnya  dengan  kepala  gelang  geleng  melihat
           bangunan di sekitar yang dilewatinya.




                 19
   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28