Page 20 - Cerpen Surabaya Bukan Kenangan
P. 20
Malam sebelum Dinda berangkat ke Surabaya, ia
tidak dapat tidur dengan nyenyak. Tidak tahu kenapa ketika
matanya dipejamkan masih tidak bisa tidur. Mungkin karena
dia merasa grogi dan senang.
Ibu melihat lampu di kamar Dinda masih menyala dan
menghampiri untuk mengeceknya. “Dinda, kok belum tidur?
Tanya ibu sambil melihat Dinda yang berbaring di tempat
tidur sambil membolak balikkan badannya ke kanan dan
kekiri seperti gelisah.
“Nggak bisa tidur bu.” Jawabnya sambil mencoba
memejamkan mata.
Ibu menghampiri tempat tidur Dinda sambil
berucap,”Besok kan harus bangun jam tiga pagi nduk
(panggilan untuk anak perempuan).”
Sambil melihat jam dinding yang sudah menunjukkan
pukul 10 lebih ibu berkata,“Lihat ini sudah jam berapa?
Sudah jam 10 lho. Kamu besok susah lagi dibangunkannya.”
“Ayo cepat tidur.” Tambah ibu. Dindapun menutup
matanya dengan guling, berharap dia bisa tertidur dengan
cepat. Ibu Dindapun meninggalkan Dinda dan bersiap untuk
16