Page 22 - Cerpen Surabaya Bukan Kenangan
P. 22
“Iya…aku bangun bu, sebentar lagi ya.” Jawab Dinda
masih dalam posisi mata tertutup.
“Ayo naaaaak, sudah ibu siapin air hangat dan
bajunya. Nanti bisa dilanjut lagi tidurnya di perjalanan.”
Sahut ibu sambil menggeret selimut yang menutupi tubuh
Dinda.
Akhirnya Dinda terbangun juga dari tidurnya, dan
menggunakan seluruh tenaganya untuk menuju kamar
mandi. Tepat pukul 03.00 WIB, mobil yang akan mereka
gunakan untuk pergi ke Surabaya telah datang menjemput
Dinda dan ibunya.
Di dalam mobil itu sudah ada bu Endah dan Pak
Setyo (Kepala Sekolah di SD Dinda). Dinda duduk di bangku
ke dua bersama dengan bu Endah dan ibunya.
Bu Endah melihat Dinda yang terus menguap dan
mengusap-usap matanya dengan tangan kanannya. “Dinda
mengantuk ya?” tanya bu Endah.
“Iya bu, tadi malam saya tidak bisa tidur.” Jawabnya
dengan suara yang lirih.
18