Page 16 - TEKNOLOGI MATERIAL DAN MEKANIK
P. 16

Logam memiliki struktur atom raksasa yang terikat dengan ikatan logam. “Raksasa” disini
                        menujukkan besarnya variabel yang  terlibat didalamnya dan bergantung pada ukuran
                        logamnya. Kebanyakan logam memiliki susunan atom yang padat dan berusaha memuat
                        sebanyak mungkin atom dalam volume yang tersedia.









                                             Gambar 2.2. Susunan padat dari atom logam
                        2. Struktur Kristal Logam


                        Untuk membentuk ikatan logam yang sangat kuat, logam disusun bersama- sama serapat
                        mungkin. Ada beberapa cara penyusunan dari atom-atomnya. Jika kita umpamakan atom-
                        atom yang menyusun logam adalah kelereng, kemudian kelereng-kelereng tersebut kita
                        susun dalam sebuah kotak. Kelereng-kelereng tersebut akan menempati bagian bawah kotak
                        dengan membentuk barisan yang teratur dan rapi, demikian diikuti oleh barisan kedua dan
                        seterusnya. Lapisan kedua kelereng tidak dapat menempati langsung ruang kosong tepat di
                        atas kelereng lapisan pertama sehingga deretan kelereng di lapisan ini bergerak ke dalam
                        ruang antara kelereng dari lapisan pertama. Lapisan kelereng pertama A dan lapisan kedua
                        B akan membentuk lapisan AB jika digabungkan.















                                                           Gambar 2.3.
                        Susunan lapisan A dan B menyusun diri dengan mengisi ruang kosong semaksimal mungkin
                                                 agar memiliki struktur yang padat.
                        Saat akan menyusun lapisan ke tiga juga harus tepat. Atom pada lapis ke tiga akan bersarang
                        di cekungan antara atom-atom di lapisan kedua dengan dua cara. Jika kelereng baris ke tiga
                        disusun seperti pada baris pertama A, maka pengaturannya akan digambarkan sebagai ABA.
                        Jika disusun terus hingga menjadi ABABAB  maka susunan tersebut biasa disebut dengan
                        susunan hexagonal close packing (HCP).










                                                                                                         6
   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21