Page 27 - MATERI PEMBELAJARAN_Neat
P. 27
P.acnes mampu memproduksi biofilm, yaitu matrix glikokalix polimer
ekstraseluler. Biofilm membantu bakteri untuk adhesi dengan permukaan sel
keratin (Burkhart & Burkhart, 2007). Selain itu, dikemukakan pula oleh Coenye
et al (2007) biofilm juga meningkatkan resistensi bakteri terhadap senyawa
2
antibakteri. P.acnes membentuk koloni dengan kepadatan sekitar 10 sampai 10 6
pada daerah yang memproduksi sebum dalam jumlah tinggi, seperti kulit wajah
dan folikel rambut. Hal ini terkait dengan kebutuhan nutrisi P.acnes, yaitu lemak
dan asam lemak, seperti pantotenat dan asam nicotinamide dan beberapa elemen
seperti kobalt dan besi.
Koloni Propionibacterium acnes menghasilkan lipase yang memecah asam
lemak bebas dari lipid kulit. Asam lemak tersebut kemudian menimbulkan
peradangan jaringan dan menyebabkan timbulnya jerawat. Pada keadaan anaerob
in vitro, P.acnes dapat bertahan hidup selama delapan bulan. P.acnes sensitif
terhadap antibiotik levofloxacin pada konsentrasi 2 ϻg/ml (Tafin et al., 2012).
(a) (b)
Gambar 2.1. Foto mikroskopis dan Electron Micrograph Bakteri Propionibacterium acnes
Keterangan: a) Bakteri P.acnes pada pewarnaan gram positif dengan pengamatan dengan
mikroskop cahaya (perbesaran 630x) (Yuan et al, 2017), b) Bakteri P. acnes berbentuk basil
dalam pengamatan daya mikroskop electron (SEM) (perbesaran 20.000x) (Zhou & Li, 2015)
b. Mekanisme Terbentuknya Jerawat
Jerawat merupakan peradangan kronis multifaktorial yang paling umum pada
folikel pilosebaceous yang mungkin menyebabkan lesi yang diamati sebagai
papula atau nodul (Zaenglein et al., 2016). Bentuk klinis dari jerawat tergantung
pada interaksi malfungsi penutupan folikel sel rambut, sekresi sebum berlebihan,
kolonisasi folikel rambut oleh bakteri P.acnes, faktor individu seperti sistem
kekebalan tubuh, keratinisasi, dan ketidakseimbangan hormonal (Jończyk-
Modul Elektronik Mikrobiologi 19