Page 32 - MATERI PEMBELAJARAN_Neat
P. 32
Daya antibakteri diperoleh berdasarkan hasil perhitungan diameter zona
hambat pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes yang diberi perlakuan
ekstrak daun dan kulit batang cendana dalam beberapa konsentrasi dengan
metode difusi agar. Ekstrak daun dan kulit batang cendana masing-masing
diencerkan menjadi konsentrasi 5%, 15%, 25%, 35%, dan 45%. Ekstrak
tersebut masing-masing di teteskan ke dalam lubang sumuran pada medium
MHA. Sebagai perbandingan terhadap daya antibakteri ekstrak, dilakukan pada
perlakuan kontrol positif menggunakan antibiotik Levofloxacin pada
konsentrasi 2 mg/ml dan kontrol negative aquades. Medium MHA yang berisi
perlakuan kemudian diinkubasi selama 1x24 jam pada suhu 37℃ di dalam
inkubator.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, konsentrasi yang
digunakan yaitu 5%, 15%, 25%, 35%, dan 45%. Ekstrak daun cendana dengan
konsentrasi 5% memiliki zona hambat 0,192 mm, 15% memiliki zona hambat
0,385 mm, 25% memiliki zona hambat 0,492 mm, 35% memiliki zona hambat
0,653 mm dan 45% memiliki zona hambat 0,766 mm. Ekstrak kulit batang
cendana dengan konsentrasi 5% memiliki zona hambat 0,455 mm, 15%
memiliki zona hambat 0,595 mm, 25% memiliki zona hambat 0,710 mm, 35%
memiliki zona hambat 0,805 mm dan 45% memiliki zona hambat 0,925 mm.
Perlakuan yang memiliki zona hambat terbesar adalah pemberian antibiotik
levofloxacin sebagai kontrol positif yaitu sebesar 0,972 mm, sementara
perlakuan kontrol negatif tidak menunjukkan terbentuknya zona hambat.
Data ini menunjukkan bahwa perlakuan ekstrak daun dan kulit batang
cendana dari konsentrasi 5%,15%, 25%, 35%, dan 45% memiliki pengaruh
terhadap proses penghambatan pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes.
Grafik hasil zona hambat daya antibakteri daun dan kulit batang cendana dapat
dilihat pada gambar 2.6 dan 2.7.
Modul Elektronik Mikrobiologi 24