Page 43 - MODUL ANTARA KOLONIALISME DAN IMPERIALISME
P. 43

Modul Sejarah kelas XI KD 3.1


               a. Mr. P. Brooshoof, redaktur surat kabar De Lokomotif, yang pada tahun 1901

               menulis buku berjudul De Ethische Koers In de Koloniale Politiek (Tujuan Ethis

               dalam Politik Kolonial).

               b. K.F. Holle, banyak membantu kaum tani.

               c. Van Vollen Hoven, banyak memperdalam hokum adat pada beberapa suku

               bangsa di Indonesia.

               d. Abendanon, banyak memikirkan soal pendidikan penduduk pribumi.

               e. Leivegoed, seorangjurnalis yang banyak menulis tentang rakyat Indonesia.

               f. Van Kol, banyak menulis tentang keadaanp emerintahan Hindia Belanda.

               g.  Douwes  Dekker  (Multatuli),  dalam  bukunya  yang  berjudul  Max  Havelaar,

               bercerita tentang kondisi masyarakat Indonesia saat itu.

                       Usulan Van Deventer tersebut mendapat perhatian besar dari pemerintah

               Belanda, pemerintah Belanda menerima saran tentang Politik Etis, namun akan

               diselaraskan dengan sistem kolonial di Indonesia. (Edukasi dilaksanakan, tetapi

               semata-mata  untuk  memenuhi  kebutuhan  pegawai  rendahan).  Pendidikan

               dipisah- pisah antara orang Belanda, anak bangsawan, dan rakyat. Bagi rakyat

               kecil hanya tersedia sekolah rendah untuk mendidik anak menjadi orang yang

               setia pada penjajah, pandai dalam administrasi dan sanggup menjadi pegawai

               dengan  gaji  yang  rendah.  Dalam  bidang  irigasi  (pengairan)  diadakan

               pembangunan  dan  perbaikan.  Tetapi  pengairan  tersebut  tidak  ditujukan  untuk

               pengairan sawah dan ladang milik rakyat, namun untuk mengairi perkebunan-

               perkebunan milik swasta asing dan pemerintah kolonial.


                       Emigrasi  juga  dilaksanakan  oleh  pemerintah  Belanda  bukan  untuk
               memberikan penghidupan yang layak serta pemerataan penduduk, tetapi untuk


               membuka hutan- hutan baru di luar pulau Jawa bagi perkebunan dan perusahaan
               swasta asing. Selain itu juga untuk mendapatkan tenaga kerja yang murah.


                       Jelaslah bahwa pemerintah Belanda telah menyelewengkan Politik Etis.
               Usaha- usaha yang dilaksanakan baik edukasi, irigasi, dan emigrasi, tidak untuk


               memajukan rakyat Indonesia, tetapi untuk kepentingan penjajah itu sendiri. Sikap


                                                           38
   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48