Page 44 - Legenda Rawa Pening
P. 44

“Baik, Ibu.  Pesan  Ibu  akan  Baro  laksanakan.
            Doakan  Baro  dapat  bertemu  dengan  ayahanda,”  ujar
            Baro Klinting berpamitan.

                 Sesungguhnya Baro Klinting tidak tega meninggalkan
            sang ibu sendirian di gubuk itu. Namun, rasa penasaran
            akan  sosok  sang  ayah  membuatnya  bertekad  bulat

            untuk  pergi  mencari  ayahnya  tersebut.  Dengan  hati
            sedih  Baro  Klinting  berangkat  meninggalkan  ibunya
            menuju  ke  pertapaan  Ki  Hajar  Salokantara,  yaitu
            sebuah gua di lereng Gunung Telomoyo. Ia berangkat

            ketika hari sudah gelap. Dengan penuh semangat Baro
            Klinting  melata melewati jalan terjal yang  penuh  aral
            dan rintangan.

                 Dalam perjalanannya Baro Klinting sempat bertemu
            beberapa  halangan.  Banyak  sekali  makhluk  astral
            yang  mengganggunya.  Suara  klintingan  di  leher  Baro

            Klinting rupanya menarik perhatian para makhluk untuk
            mengganggunya.  Para  makhluk  itu  berusaha  merebut
            klinthingan  tersebut.  Namun,  dengan  kesaktian  yang

            menitis padanya, Baro Klinting sanggup mengusir dan
            mengalahkan para makhluk yang mencoba menghambat
            perjalanannya.  Ia  selalu  teringat  pesan  ibunya  untuk
            selalu  ingat pada  Dewata,  pemilik alam  semesta.  Ia

            yakin  doa  sang  Ibu  adalah  senjata  terampuh  untuk
            keselamatannya.





                                          32
   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49