Page 20 - Draf Materi Kalor-Latsar-Blog Pembelajaran Fisdas
P. 20
Perubahan Wujud
Gambar 10 menunjukkan grafik suhu terhadap banyaknya kalor pada proses
pemanasan 1 kg es bersuhu -25˚C menjadi uap air bersuhu 125˚C pada tekanan
1 atm. Setelah dipanasi suhu es naik (A ke B) sampai tercapai titik lebur 0˚C. Pada
proses A ke B hanya terdapat satu wujud, yaitu padat (es). Ketika melebur (B ke
C) tidak terjadi perubahan suhu walaupun kalor terus dberikan sampai selurunya
berubah menjadi air. Pada proses B ke C terdapat dua wujud, yaitu padat (es) dan
cair (air). Pada proses C ke D suhu air naik sampai mencapai titik didih 100˚C.
Ketika menguap (D ke E) suhunya tetap walaupun kalor terus diberikan sampai
seluruh air berubah menjadi gas (uap air). Pada proses D ke E terdapat dua wujud,
yaitu cair (air) dan gas (uap air). Kemudian suhu uap air naik (E ke F). Selama
perubahan wujud tidak terjadi perubahan suhu dengan demikian kalor yang
diberikan seluruhnya digunakan untuk mengubah wujud zat.
( )
⬚
F
125
D E
100
uap air
air +uap air
B C air
0
es es+air
-25 A
52,3 386 805 3061 3111 (kJ)
Gambar 10. Grafik Suhu-Kalor untuk Pemanasan 1 kg Es menjadi Uap Air
(Sumber: Giambattista, Richardson, & Richardson, 2010: 500)
Besar suhu yang tetap ketika perubahan wujud mengindikasikan kalor tidak
digunakan untuk meningkatkan energi kinetik molekul-molekul. Kalor yang diserap
saat melebur digunakan untuk melawan gaya tarik-menarik antarmolekul sehingga
molekul-molekulnya dapat terlepas dari posisi kesetimbangan yang relatif tetap
dalam wujud padat. Molekul-molekul tersebut menjadi bergerak bebas satu sama
lain dalam wujud cair. Ketika seluruhnya dalam wujud cair, penambahan kalor
meningkatkan gerakan molekul-molekul sehingga suhunya naik. Kalor juga
20