Page 3 - SEJARAH FISIKA-dikonversi-digabungkan_Neat
P. 3

PEMBAHASAN


     A.     Periode perkembanagan optika
                 Optika adalah cabang fisika yangmenggambarkan perilaku dan sifat cahaya dan interaksi cahaya dengan materi.
        Bidang  optika  biasanya  menggambarkan  sifat  cahaya  tampak,  inframerah  dan  ultraviolet;  tetapi  karena  cahaya  adalah
        gelombang elektromagnetik, gejala yang sama juga terjadi di sinar-X, gelombang mikro, gelombang radio, dan bentuk lain
        dari  radiasi  elektromagnetik  dan  juga  gejala  serupa  seperti  pada  sorotan  partikel  muatan  (charged  beam).  Optik  secara

        umum dapat dianggap sebagai bagian dari keelektromagnetan. Beberapa gejala optis bergantung pada sifat kuantum cahaya
        yang terkait dengan beberapa bidang optika hingga mekanika kuantum. Dalam prakteknya, kebanyakan dari gejala optis
        dapat dihitung dengan menggunakan sifat elektromagnetik dari cahaya, seperti yang dijelaskan oleh persamaan Maxwell.
        Berikut ini akan dijelaskan secara singkat tentang periode-periode perkembangan optika
        a.  Periode 1 (Antara zaman purbakala s.d. 1500)
           1)     Mozi ( 476 SM -486 SM) Mo zi (cina, lahir di  476 SM - 486 SM, seorang ideolog besar dan politisi dan ilmuwan
           alam. Dalam pembacaan mo nya, film dokumenter pertama tentang optik di dunia, menggambarkan pengetahuan optik
           dasar, termasuk definisi dan menciptakan visi , propagasi cahaya dalam garis lurus, lubang jarum pencitraan, hubungan

           antara objek dan gambar di pesawat cermin, cermin cembung dan cermin cekung.
           2)     Eulid (Yunani, 275 SM - 330 SM) Euclid (Yunani, 275 SM - 330 SM) Dalam Optica, ia mencatat bahwa perjalanan
           cahaya dalam garis lurus dan menjelaskan hukum refleksi. Dia percaya bahwa visi melibatkan sinar pergi dari mata ke
           obyek yang dilihat dan dia mempelajari hubungan antara ukuran nyata dari objek dan sudut bahwa mereka subtend di
           mata.

           3)    Claudius Ptolemy (Yunani, (90 M – 168 M) Claudius Ptolemy (Yunani, 90 M - 168 M). Dalam terjemahan Latin dari
           abad kedua belas dari bahasa Arab yang ditugaskan untuk Ptolemy, sebuah studi refraksi, termasuk refraksi atmosfer.
           Disarankan bahwa sudut bias sebanding dengan sudut insiden.
           4)     Al-Kindi (801 M- 873 M) Ilmuwan Muslim pertama yang mencurahkan pikirannya untuk mengkaji ilmu optik adalah
           Al-Kindi (801 M – 873 M). Hasil kerja kerasnya mampu menghasilkan pemahaman baru tentang refleksi cahaya serta
           prinsip-prinsip  persepsi  visual.  Teori-teori  yang  dicetuskan  Al-Kindi  tentang  ilmu  optik  telah  menjadi  hukum-hukum
           perspektif  di  era  Renaisans  Eropa.  Secara  lugas,  Al  Kindi  menolak  konsep  tentang  penglihatan  yang  dilontarkan

           Aristoteles. Dalam pandangan ilmuwan Yunani itu, penglihatan merupakan bentuk yang diterima mata dari obyek yang
           sedang dilihat. Namun, menurut Al-Kindi penglihatan justru ditimbulkan daya pencahayaan yang berjalan dari mata ke
           obyek dalam bentuk kerucut radiasi yang padat.
           5)     Ibnu Sahl (940 M - 1000 M) Sarjana Muslim lainnya yang menggembangkan ilmu optik adalah Ibnu Sahl (940 M –
           1000 M). Ibnu Sahl menemukan hukum refraksi (pembiasan) yang secara matematis setara dengan hukum Snell. Dia
           menggunakan hukum tentang pembiasan cahaya untuk memperhitungkan bentuk-bentuk lensa dan cermin yang titik

           fokus cahanya berada di sebuah titik di poros.
           6)     Ibnu Al-Haitam (965M – 1040 M) Ilmuwan Muslim yang paling populer di bidang optik adalah Ibnu Al-Haitham
           (965 M – 1040 M). Menurut Turner, Al-Haitham adalah sarjana Muslim yang mengkaji ilmu optik dengan kualitas riset
           yang  tinggi  dan  sistematis.  Pencapaian  dan  keberhasilannya  begitu  spektakuler.  Al-Haitham  memecahkan  misteri
           tentang lintasan cahaya melalui berbagai media melalui serangkaian percobaan dengan tingkat ketelitian yang tinggi.
           Keberhasilannya yang lain adalah ditemukannya teori pembiasan cahaya. Al-Haitham pun sukses melakukan eksperimen
           pertamanya tentang penyebaran cahaya terhadap berbagai warna.
   1   2   3   4   5   6   7   8