Page 4 - SEJARAH FISIKA-dikonversi-digabungkan_Neat
P. 4
Keberhasilan lainnya yang terbilang fenomenal adalah kemampuannya menggambarkan indra penglihatan
manusia secara detail. Tak heran, jika ‘Bapak Optik’ dunia itu mampu memecahkan rekor sebagai orang
pertama yang menggambarkan seluruh detil bagian indra pengelihatan manusia. Hebatnya lagi, ia mampu
menjelaskan secara ilmiah proses bagaimana manusia bisa melihat. Secara detail, Al-Haitham pun
menjelaskan sistem penglihatan mulai dari kinerja syaraf di otak hingga kinerja mata itu sendiri. Ia juga
menjelaskan secara detil bagian dan fungsi mata seperti konjungtiva, iris, kornea, lensa, dan menjelaskan
peranan masing-masing terhadap penglihatan manusia. Hasil penelitian Al-Haitham itu lalu dikembangkan
Ibnu Firnas di Spanyol dengan membuat kacamata.
7) Kamal al-Din al-Farisi (1267M – 1319 M) Kamal al-Din al-Farisi adalah seorang ahli fisika Muslim
terkemuka dari Persia. Ia dilahirkan di kota Tabriz, Persia sekarang Iran- pada 1267 M dan meninggal pada
1319 M. Ilmuwan yang bernama lengkap Kamal al-Din Abu'l-Hasan Muhammad Al-Farisi itu kesohor
dengan kontribusinya tentang optik serta teori angka. Al-Farisi berhasil merevisi teori pembiasan cahaya
yang dicetuskan para ahli fisika sebelumnya. Gurunya, Shirazi memberi saran agar al-Farisi membedah teori
pembiasan cahaya yang telah ditulis ahli fisika Muslim legendaris Ibnu al-Haytham (965-1039). Secara
mendalam, Al-Farisi melakukan studi secara mendala mengenai risalah optik yang ditulis pendahuluannya
itu. Sang guru juga menyarankannya agar melakukan revisi terhadap karya Ibnu Haytham. Buku hasil revisi
terhadap pemikiran al-Hacen – nama panggilan Ibnu Haytham di Barat. kemudian jadi sebuah adikarya,
yakni Kitab Tanqih al-Manazir (Revisi tentang Optik) Kitab Tanqih merupakan pendapat dan pandangan al-
Farisi terhadap buah karya Ibnu Haytham. Dalam pandangannya, tak semua teori optik yang diajukan Ibnu
Haytham menemukan kebenaran. Guna menutupi kelemahan teori Ibnu Haytham, al-Farisi Al-Farisi lalu
mengusulkan teori alternatif. Sehingga, kelemahan dalam teori optik Ibnu Haytham dapat disempurnakan.
8) Roger Baconn (Inggris, 1214 M – 1292 M) Roger Bacon (Inggris, 1214-1292). Seorang pengikut
Grosseteste di Oxford, Bacon diperpanjang bekerja Grosseteste pada optik. Ia menganggap bahwa
kecepatan cahaya yang terbatas dan itu disebarkan melalui media dengan cara yang analog dengan
propagasi suara. Dalam karyanya Opus Maius, Bacon menggambarkan penelitian tentang perbesaran benda
kecil menggunakan lensa cembung dan menyarankan bahwa mereka bisa menemukan aplikasi di koreksi
penglihatan yang cacat. Dia menghubungkan fenomena pelangi dengan refleksi sinar matahari dari air
hujan individu.
9) Leonardo da Vinci (Italia, 1452 - 1519) Sebagai seorang seniman terkenal dunia dan ilmuwan,
Leonardo da Vinci (Italia, 1452-1519) visioner pengamatan dan sketsa merintis studi tentang anatomi
manusia membuka jalan penemuan masa depan di bidang medis. Ia berbicara panjang lebar pada optik
fisiologis mengenai mata manusia