Page 131 - E BOOK EKONOMI ISLAM
P. 131
f. Liquidity risk, yaitu risiko yang berkaitan dengan kesulitan untuk mencairkan
portofolio atau menjual saham karena tidak ada yang membeli saham tersebut.
g. Exchange rate risk atau currency risk, yaitu risiko bagi investor yang
melakukan investasi di berbagai negara dengan berbagai mata uang, perubahan
nilai tukar mata uang akan menjadi faktor penyebab riil return lebih kecil
daripada expected return.
h. Country risk, yaitu risiko ini juga berkaitan dengan investasi lintas negara yang
disebabkan oleh kondisi politik, keamanan, dan stabilitas perekonomian
tersebut. Makin tidak stabil keamanan, politik, dan perekonomian suatu negara,
makin tinggi risiko berinvestasi di negara tersebut karena return investasi jadi
makin tidak pasti, sehingga kompensasi atau return yang dituntut atas suatu
investasi makin tinggi.
Jenis-jenis risiko tersebut umumnya terdapat dalam investasi pada lembaga
keuangan atau sektor keuangan, namun tidak menutup kemungkinan jugaterdapat
pada sektor bisnis non-keuangan. Kedelapan jenis risiko tersebut tidak semuanya
diakui dalam investasi Islam. Karena bunga (interest) bukan bagian dari sistem
keuangan Islam. Namun demikian, screening syariah saat ini di beberapa negara
memberikan ruang bagi perusahaan yang memiliki utang berbasis bunga dengan
batas maksimal 45% terhadap total aset. Hal demikian dibolehkan dengan alasan
saat ini, perusahaan belum mampu keluar sepenuhnya dari bayang-bayang bank
konvensional. Di sisi lain bank syariah belum mampu mengakomodir kebutuhan
perusahaan dalam hal pembiayaan penambahan modal.
Islam memandang risiko sebagai suatu sunatullah (hukum alam). Hal demikian,
terdapat kaidah yang dalam fikih muamalah, al-kharaj bi al-ḍamān dan kaidah al-
ghunmu bi al-ghurmi yang artinya “keuntungan akan berbanding lurus dengan
tanggung jawab terhadap risiko/kerugian”. Dalam bahasa populernya, kaidah ini
kurang lebih sama dengan high risk high return. Artinya dalam pandangan Islam,
125