Page 132 - E BOOK EKONOMI ISLAM
P. 132
modal yang kita tanamkan untuk investasi akan menghadapi beberapa
kemungkinan; bisa untung, impas, atau rugi.
Dalam akad shirkah atau musharakah, kerugian dibagi berdasarkan proporsi modal
masing-masing, bahkan kerugian bisa ditanggung penuh investor dalam investasi
akad muḍarabah dengan catatan kerugian dan risiko terjadi akibat alamiah bisnis
bukan karena perilaku curang atau lalai dari pengelola (fraud). Syariat Islam telah
menjadikan kedua hal tersebut menjadi dua hal yang selalu beriringan, bahwa
kharaj/ribḥ/ghunm tidak bisa didapatkan kecuali dengan
ḍamān/mukhātarah/ghurm (Sahroni 2016).
8.7. Memilih Investasi Islami dengan Metode Screening Syariah
Dalam pandangan Islam investasi adalah bagian integral dari kegiatan bisnis.
Dalam konteks maqāṣidsyariah, kegiatan bisnis adalah bentuk lain dari cara
mencari rezeki. Oleh sebab itu, hal demikian menjadi wajib sebagai sarana
menyediakan kebutuhan harta dari aspek wujud, karena tanpa bekerja tidak
mungkin ada uang dan harta (Sahroni 2016). Dari sisi ekonomi, harta yang tidak
diinvestasikan dimungkinkan akan menjadi harta yang tidak berguna dan tidak
memiliki nilai manfaat lebih. Ajaran Islam tidak menyukai adanya tindakan
menimbun harta.
Dalam berinvestasi umat Islam tidak boleh asal menempatkan modalnya. Dilihat
dulu profil perusahaan, transaksi yang dilakukan, barang/obyek yang
ditransaksikan, semuanya harus mengikuti prinsip-prinsip Islam dalam
bermuamalah (Sakinah 2015). Di satu sisi, Islam memberikan disinsentif terhadap
saving yang tidak diinvestasikan, namun di sisi lain Islam memberikan insentif
untuk melakukan investasi. Konsekuensi logis dari investasi adalah munculnya
kemungkinan untung dan rugi. Syariat Islam telah memberikan kedua hal tersebut
menjadi yang beriringan. Kaidahnya adalah al-kharaj bi al-daman, maksudnya al-
kharaj tidak bisa didapatkan tanpa adanya al-daman. Al-kharaj maknanya adalah
126