Page 65 - Pengawasan-Mutu-Pangan_SC
P. 65

  Pengawasan Mutu Pangan  




                     Proses autolisis dapat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan di sekelilingnya. Suhu yang
               tinggi akan mempercepat proses autolisis ikan yang tidak diberi es (Gambar 2.13).
























                                                      Gambar 2.13.
                                  Cahaya Matahari dapat Mempercepat Proses Autolisis

               2.    Oksidasi
                     Ikan  termasuk  salah  satu  bahan  pangan  yang  banyak  mengandung  lemak,  terutama
               lemak tidak jenuh. Lemak tidak jenuh adalah lemak yang mengandung ikatan rangkap pada
               rantai utamanya. Lemak demikian ber-sifat tidak stabil dan cenderung mudah bereaksi. Lemak
               pada ikan didominasi oleh lemak tidak jenuh berantai panjang (Polyun- saturated fatty acid /
               PUFA).
                     Produk tanaman yang diketahui mengandung lemak tinggi cukup banyak, seperti kelapa,
               kelapa sawit, bunga matahari, wijen, jagung. Pada ternak, kandungan lemak dapat diketahui
               dari banyaknya gajih pada daging.  Selama penyimpanan, lemak tidak jenuh akan mengalami
               proses oksidasi sehingga terbentuk senyawa peroksida. Peristiwa yang sama dapat terjadi
               pada bahan pangan yang mengandung susu atau santan.

               3.    Browning
                     Bahan pangan yang banyak mengandung karbohidrat adalah produk nabati. Kandungan
               karbohidrat pada produk perikanan sekitar 1 persen, kecuali pada jenis kerang-kerangan yang
               dapat  mencapai  10%.    Selama  proses  pengolahan,  karbohidrat  akan  mengalami  proses
               perubahan warna. Karbohidrat yang semula berwarna keputihan cenderung berubah menjadi
               kecoklatan.  Proses perubahan ini lebih dikenal sebagai reaksi browning.
                     Reaksi  browning  terdiri  dari  empat  tipe,  yaitu  reaksi  Maillard,  karamelisasi,  oksidasi
               vitamin  C  (asam  askorbat),  dan  pencoklatan  fenolase.  Tiga  yang  pertama  merupakan
               kelompok  reaksi  non  enzimatis,  sedangkan  yang  terakhir  adalah  reaksi  enzimatis.  Reaksi
               Maillard adalah reaksi pencoklatan non enzimatik.  Rekasi ini terjadi karena kondensasi gugus
               amino dan senyawa reduksi menghasilkan perubahan kompleks. Reaksi Maillard terjadi bila
               bahan pangan mengalami pemanasan atau penyimpanan.


                                                           58
   60   61   62   63   64   65   66   67   68   69   70