Page 16 - MAJALAH REVISI 5
P. 16
13
ditarik kesimpulan kladogram adalah diagram yang menggambarkan hubungan antar kelompok taksa
yang berbeda menggunakan gambar seperti titik percabangan, seperti cabang dan akar.
Kladogram juga biasa disebut pohon filogenik, tetapi dalam buku yang ditulis oleh Soler (2002)
dalam Thpanorama (2021) menjelaskan bahwa kladogram berbeda dengan pohon filogenetik dimana
kladogram tidak sepenuhnya setara dengan pohon filogenetik, kladogram menggambarkan jauh
dekatnya hubungan kekerabatan antar organisme dari kelompok taksa yang berbeda-beda berdasarkan
persamaan ciri yang ada sedangkan pohon filogenetik pada cabang-cabangnya merupakan representasi
dari garis keturunan yang telah terjadi di masa lalu atau dengan kata lain pada pohon filogeni terdapat
nenek moyang yang menjadi petunjuk jauh dekatnya kekerabatan antar satu kelompok organisme
dengan organisme lainnya. Oleh karena itu, kladogram adalah perkiraan pertama untuk membuat pohon
filogenetik, menunjukkan kemungkinan pola percabangan kekerabatan organisme. Untuk membuat
pohon filogenetik, perlu tambahan informasi yang berkaitan dengan morfologi, molekuler, leluhur,
durasi keturunan dalam waktu dan jumlah perubahan evolusi yang telah terjadi antara garis keturunan
yang dipelajari. Kladogram sendiri memiliki fungsi untuk memvisualisasikan hubungan filogenetik antar
kelompok organisme. Untuk lebih memahami perbedaan antara kladogram dan pohon filogenetik
perhatikan Gambar 9a dan b berikut.
Gambar di samping menunjukkan
visualisasi dari kladogram. Jika dilihat
dari gambar di samping Kita dapat
melihat bahwa kladogram tidak
menampilkan atau menyebutkan
nenek moyang dari kelima tumbuhan
(pakis, lidah buaya, pinus, dan kelapa)
dan tidap pula menampilkan tahun
perkiraan munculnya tumbuhan. Oleh
karena tu, kladogram dikatakan tidak
Gambar 9a. Kladogram Tumbuhan
setara dengan pohon filogeni.
Kladogram hanya digunakan untuk mengetahui jauh dekatnya kekerabatan antara satu organisme
dengan organisme yang lain, sebagai contoh pakis memiliki kekerabatan yang jauh dengan belimbing,
sedangkan kelapa memiliki kekerabatan yang dekat dengan belimbing. Peletakkan organisme pada
tumbuhan didasarkan pada ciri yang dimiiliki setiap organisme. Ciri tersebut dimulai dari ciri umum
hingga khusus, misalnya memiliki pembuluh angkut (xylem dan floem), tumbuhan berbiji, ciri khusus
misalnya biji berkeping dua, dll.
Selanjutnya padaGambar 9b yang ada di bawah ini memperlihatkan pohon filogeni dimana
terdapat nenek moyang dan tahun perkiraan munculnya tumbuhan. Jika dilihat dari Gambar 9b
tumbuhan Charopyceans memiliki kekerabatan yang paling dekat dengan nenek moyang alga hijau yang
berada pada cabang pertama dikarenakan tumbuhan tersebut merupakan tumbuhan yang sangat
primitif. Pada percaba-ngan berikutnya terjadi perkembangan yang menyebabkan munculnya nenek
moyang dari tumbuhan darat. Dalam percabangan pertama, muncul anak cabang yang membedakan
tumbuhan Charopyceans yang sederhana dengan yang lebih kompleks. Pada percabangan nenek moyang
tumbuhan di darat, terjadi evolusi yang menyebabkan terbentuknya tumbuhan yang lebih kompleks
dari sebelumnya dimana pada percabangan ini didasarkan pada ada atau tidaknya pembuluh angkut
(xilem dan floem). Kemunculan tumbuhan berpembuluh menjadi nenek moyang dari tumbuhan
Pteridophytes dan tumbuhan berbiji. Kemudian, munculnya nenek moyang tumbuhan berbiji
menyebabkan terbentuknya cabang baru dimana pengelompokkan tumbuhan didasarkan pada biji,
dari sini dibedakan biji tertutup atau terbuka yang menghasilkan tumbuhan Gymnospermae dan
Angiospermae. Dari sini dapat Kita ketahui bahwa pohon filogenetik pada tumbuhan mengikuti
evolusinya. Tumbuhan yang sering Kita temui saat ini memiliki hubungan kekerabatan yang sangat
jauh dengan tumbuhan alga hijau. Namun, jika dilihat dari pohon filogeni tersebut, Kita dapat
mengetahui bahwa nenek moyang tumbuhan berbiji adalah alga hijau.