Page 7 - sejarah prambanan
P. 7

Kompleks  bangunan  ini  secara  berkala  terus  disempurnakan  oleh  raja-raja

                       Medang Mataram berikutnya, seperti raja Daksa dan Tulodong, dan diperluas dengan
                       membangun ratusan candi-candi tambahan di sekitar candi utama. Karena kemegahan

                       candi ini, candi Prambanan berfungsi sebagai candi agung Kerajaan Mataram, tempat
                       digelarnya  berbagai  upacara  penting  kerajaan.  Pada  masa  puncak  kejayaannya,

                       sejarawan menduga bahwa ratusan pendeta brahmana dan murid-muridnya berkumpul
                       dan  menghuni  pelataran  luar  candi  ini  untuk  mempelajari  kitab  Weda  dan

                       melaksanakan  berbagai  ritual  dan  upacara  Hindu.  Sementara  pusat  kerajaan  atau

                       keraton  kerajaan  Mataram  diduga  terletak  di  suatu  tempat  di  dekat  Prambanan  di
                       Dataran Kewu.

                   B.  Ditelantarkannya Candi Prambanan.

                              Sekitar tahun 930-an, ibu kota kerajaan berpindah ke Jawa Timur oleh Mpu
                       Sindok, yang mendirikan Wangsa Isyana. Penyebab kepindahan pusat kekuasaan ini

                       tidak diketahui secara pasti. Akan tetapi sangat mungkin disebabkan oleh letusan hebat
                       Gunung  Merapi  yang  menjulang  sekitar  20  kilometer  di  utara  candi  Prambanan.

                       Kemungkinan penyebab lainnya adalah peperangan dan perebutan kekuasaan. Setelah
                       perpindahan  ibu  kota,  candi  Prambanan  mulai  telantar  dan  tidak  terawat,  sehingga

                       pelan-pelan candi ini mulai rusak dan runtuh.

                              Bangunan candi ini diduga benar-benar runtuh akibat gempa bumi hebat pada
                       abad ke-16. Meskipun tidak lagi menjadi pusat keagamaan dan ibadah umat Hindu,

                       candi ini masih dikenali dan diketahui keberadaannya oleh warga Jawa yang menghuni
                       desa sekitar. Candi-candi serta arca Durga dalam bangunan utama candi ini mengilhami

                       dongeng rakyat Jawa yaitu legenda Rara Jonggrang. Setelah perpecahan Kesultanan
                       Mataram pada  tahun 1755, reruntuhan candi dan sungai Opak di dekatnya  menjadi

                       tanda  pembatas  antara  wilayah  Kesultanan  Yogyakarta  dan  Kasunanan  Surakarta

                       (Solo).
                   C.  Penemuan kembali Candi Prambanan.

                              Penduduk  lokal  warga  Jawa  di  sekitar  candi  sudah  mengetahui  keberadaan

                       candi ini. Akan tetapi mereka tidak tahu latar belakang sejarah sesungguhnya, siapakah
                       raja dan kerajaan apa yang telah membangun monumen ini. Sebagai hasil imajinasi,

                       rakyat setempat menciptakan dongeng lokal untuk menjelaskan asal-mula keberadaan
                       candi-candi ini; diwarnai dengan kisah fantastis mengenai raja raksasa, ribuan candi

                       yang dibangun oleh makhluk halus jin dan dedemit hanya dalam tempo satu malam,




                                                                                                         4
   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12