Page 28 - Ok _PEPERANGAN&SERANGANFINAL 05012018
P. 28
28 Peperangan dan Serangan
perang yang menyulitkan
Operasi pengejaran yang dilakukan Pasukan Diponegoro mampu
Jenderal van de Kock selama 1825- mengeksploitasi medan yang berbukit
1826 telah gagal menangkap Pangeran terjal dan dapat menerapkan taktik
Diponegoro. perang gunung—bertahan dan
Sistem berperang pasukan Diponegoro menyerang setiap saat—tanpa
yang inkonvensional, secara taktis dibatasi waktu, jumlah logistik dan
amat membingungkan Belanda karena kondisi cuaca. Ditambah juga dengan
karakter dan seni perlawanannya sulit dukungan fanatik dari para demang,
diduga. bekel, dan masyarakat yang memiliki
pemahaman kuat mengenai cita-cita
Selain berperang secara frontal, melepaskan diri dari penderitaan dan
pasukan Diponegoro juga penindasan.
menggunakan taktik gerilya dengan
cara menyerang tiba-tiba dan kemudian Pasukan Diponegoro juga terbukti
menghilang di antara medan hutan mampu mengoperasikan senjata-
jati dan pohon-pohon besar yang senjata yang dirampas, bahkan mampu
menguntungkan. membuat senjata api dan mesiunya.
Pangeran Diponegoro mampu Di sisi lain de Kock menghadapi
mengulur waktu, menguras tenaga dan problem makin merajalelanya
kemampuan perang lawan, walaupun pemakaian opium di kalangan prajurit.
persenjataan lawan lebih unggul. Beban pembiayaan pasukan yang berat
karena istri-istri prajurit pribumi juga
ikut. Satu pasukan harus menyiapkan
logistik untuk 1.000 orang perhari.
Hingga April 1827, 1.603 atau sekitar
27% dari 6.000 serdadu Belanda tewas.
Selama 1828 de Kock mengerahkan
kekuatan 24.685 prajurit dan 1.133
kuda untuk merebut wilayah Mataram,
Bagelen, dan Ledok.
HAMENGKU BUWONO II