Page 26 - Ok _PEPERANGAN&SERANGANFINAL 05012018
P. 26
26 Peperangan dan Serangan
menyerang dari ketiga penjuru, masih besar terhadap rakyat
yaitu pasukan Kolonel Le Bron de Yogyakarta dan masyarakat Jawa, de
Vexela menyerang dari tepi barat Kock ingin mengakhiri perang tanpa
Sungai Progo. Kolonel Cochius dari menjadikan Diponegoro sebagai
markasnya di Kanigoro menyerang pahlawan. Bagi de Kock hanya ada
langsung ke Desa Geger, dan dua pilihan untuk melumpuhkan
Letnan Kolonel Sollewijn dari Bantar Diponegoro yaitu menyerbu dan
bergerak ke sebelah timur Siluk. mengejar atau melakukan tipu daya.
Splenger menyerbu dari arah barat.
• Pilihan pertama dianggap
• Dengan ditandai tembakan artileri merugikan, karena akan
Ketiga pasukan Belanda menyerbu memerlukan biaya besar, sementara
Desa Siluk dan disambut oleh keberhasilannya masih diragukan
pasukan Sentot yang sudah siap karena pasukan Belanda sendiri
dengan persenjataannya. Ini sudah mengalami kelelahan.
adalah pertempuran yang paling Akhirnya de Kock memilih
berdarah dan menjadi peperangan memperdaya Diponegoro agar
terakhir yang sangat menentukan keluar dari kantong pertahanannya
bagi Diponegoro dan Sentot
sebagai panglima perang. Meski
menelan korban hingga 54 orang,
keduanya berhasil meloloskan diri
dari kepungan dan mundur ke arah
barat, sedangkan Sentot bergerak
ke selatan menuju Imogiri.
• Lolosnya Diponegoro dan Sentot
membuat geram Jenderal de Kock,
sehingga pada 21 September 1829,
ia memberikan undian hadiah uang
sebesar 20.000 gulden kepada
siapa pun yang dapat menangkap
Diponegoro hidup atau mati.
• Pertempuran Siluk membuat
pimpinan Mataram Utara
menyatakan menyerah kepada
pemerintah Belanda. Situasi ini
membuat kondisi moril pasukan
Diponegoro jatuh. Pada 17
Oktober 1829 beberapa pimpinan
pasukan Diponegoro menyatakan
menyerahkan diri dan menghentikan
permusuhan.
• Pada akhir 1829, posisi pasukan
Diponegoro sudah diketahui secara
jelas oleh Jendral de Kock. Namun
mengingat pengaruh Diponegoro