Page 61 - Ok _PEPERANGAN&SERANGANFINAL 05012018
P. 61
Perang Aceh 61
“… tidak ada bangsa yang lebih pemberani perang serta
fanatik, dibandingkan dengan bangsa Aceh, dan kaum wanita
Aceh yang melebihi kaum wanita bangsa lainnya, dalam
keberanian dan tidak gentar mati… “ (H.C. Zentgraaf)
Tjut Nyak meutia
1870-1910
Bersama suami keduanya, yaitu Teuku
Cik Tunong, Tjut Nyak Meutia berjuang
melawan Belanda, hingga kemudian Teuku
Cik Tunong ditangkap dan dihukum mati
oleh Belanda. Perjuangan dilanjutkan
oleh Tjut Meutia bersama sisa-sisa
pasukannya. Ia menyerang dan merampas
pos-pos kolonial sambil bergerak menuju
Gayo melewati hutan belantara.
Namun pada 24 Oktober 1910, Tjut Meutia
bersama pasukannya bentrok dengan
Marechausée di Alue Kurieng. Dalam
pertempuran itu Tjut Meutia gugur.
Pocut Baren Biheue
1880-1933
Ketangguhan dan keberanian Pocut Baren
mendampingi Tjut Nyak Din mengobarkan
perang dari tahun 1903 hingga 1910,
membuat Belanda mengerahkan segenap
daya dan upaya. Bahkan Belanda membuat
tangsi secara besar-besaran untuk
mengepung dirinya. Setelah perjuangan
melawan Belanda, Pocut Baren dikenal
sebagai seorang uleebalang yang mampu
membangun daerahnya di Tongkop, Aceh
Barat yang porak poranda sebagai akibat
terjadinya perang yang berkepanjangan.
Ia bekerja keras untuk mensejahterakan
rakyatnya, melalui perbaikan agronomi
sehingga kehidupan masyarakat menjadi
lebih makmur dan sejahtera.