Page 98 - Ok _PEPERANGAN&SERANGANFINAL 05012018
P. 98

98   Peperangan dan Serangan




             RENCANA SERANGAN






            Berawal dari pemikiran Letkol. dr.
            Wiliater  Hutagalung, penasihat
            Gubernur Militer III, yang menganggap
            dunia internasional, terutama Amerika
            Serikat dan Inggris, perlu diyakinkan
            bahwa  Negara Republik Indonesia
            masih kuat, punya pemerintahan
            (Pemerintah Darurat Republik           peta gerilya
            Indonesia), dan punya tentara (Tentara
            Nasional Indonesia).                   jenderal sudirman
            Untuk itu, Indonesia perlu melakukan
            tindakan berupa serangan yang
            dashyat yang mudah diketahui oleh
            UNCI (United Nations Commission for
            Indonesia),  dan wartawan-wartawan
            asing untuk disebarluaskan ke seluruh
            dunia. Selain itu, untuk menyampaikan
            pesan tersebut kepada UNCI dan para
            wartawan asing diperlukan komunikator
            yang berseragam Tentara Nasional
            Indonesia, dan dapat berbahasa
            Inggris, Belanda atau Prancis.
            Letkol. dr. Wiliater  Hutagalung
            mengutarakan pemikirannya kepada
            Panglima Besar Sudirman. yang
            menyetujui gagasan tersebut, dan                                   Prambanan
            kemudian mengangkatnya menjadi         yogyakarta
            Perwira Teritorial dan ditugaskan untuk
            membentuk jaringan pesiapan gerilya
            dan mengkoordinasikan pelaksanaan
            di wilayah Divisi II dan III. Gerilya
            yang dilakukan oleh Panglima Besar                                        wonosari
            Sudirman untuk mempertahankan
            kedaulatan Tentara dan kedaulatan
            Negara ini kemudian berlangsung
            hampir 8 bulan lamanya, dimulai                                                       pracimantoro
            sejak 19 Desember 1948 dengan
            rute sepanjang hampir 100 kilometer.
            Panglima Besar Sudirman baru kembali
            ke Yogyakarta setelah dipanggil
            kembali oleh Presiden Sukarno pada
            Juli 1949.
   93   94   95   96   97   98   99   100   101   102   103