Page 102 - Ok _PEPERANGAN&SERANGANFINAL 05012018
P. 102

102   Peperangan dan Serangan







            Melalui Radio Rimba Raya,
            Panglima Besar Sudirman juga telah
            mendengar berita tersebut, Panglima
            menginstruksikan untuk memikirkan
            langkah-langkah yang harus diambil
            guna merespon balik propaganda
            Belanda.
            Hutagalung yang membentuk jaringan
            di wilayah Divisi II dan III, dapat selalu
            berhubungan dengan Panglima Besar
            Sudirman, dan menjadi penghubung
            antara Panglima Besar Sudirman          LETKOL T.B. Simatupang
            dengan Panglima Divisi II, Kolonel
            Gatot Subroto dan Panglima Divisi
            III, Kol. Bambang Sugeng. Selain itu,   Letkol Wiliater Hutagalung, juga hadir
            sebagai dokter spesialis paru, setiap   Komandan Wehrkreis II, Letkol. Sarbini
            ada kesempatan, ia juga ikut merawat   Martodiharjo, dan pucuk pimpinan
            Panglima Besar Sudirman yang saat itu   pemerintahan sipil, yaitu Gubernur
            menderita penyakit paru-paru.          Sipil, Mr. K.R.M.T. Wongsonegoro,
                                                   Residen Banyumas R. Budiono, Residen
            Di Desa Pringapus, 8 Februari 1949     Kedu Salamun, Bupati Banjarnegara
            Panglima Besar Sudirman mengirimkan    R. A. Sumitro Kolopaking dan Bupati
            beberapa orang ke Yogyakarta, di       Sangidi.
            antaranya Harsono Tjokroaminoto
            untuk mendapatkan keterangan           Dalam kapasitasnya sebagai Wakil
            mengenai politik, Letnan Basuki dan    Kepala Staf Angkatan Perang, Kolonel
            dr. Suwondo (dokter pribadi Panglima   T.B. Simatupang lebih kompeten
            Besar) untuk mencari obat-obatan,      menyampaikan hal ini kepada pihak
            Kapten Tjokropanolo untuk menghadap    AURI daripada perwira Angkatan Darat.
            Sri Sultan. Orang-orang yang dikirim   Diperkirakan apabila Belanda melihat
            ke Yogya hampir semuanya ditangkap     bahwa Yogyakarta diserang secara
            Belanda, yang tidak ditangkap hanya dr.   besar-besaran, dipastikan mereka akan
            Suwondo dan Kapten Tjokropranolo.      mendatangkan bantuan dari kota-kota
                                                   lain di Jawa Tengah, seperti pasukan
            Pada 18 Februari 1949 Letkol. dr.      Belanda yang kuat seperti Magelang,
            Hutagalung, masih tinggal beberapa     Semarang dan Solo. Jarak tempuh
            hari guna membantu merawat Panglima    (waktu itu) Magelang - Yogya  sekitar
            Besar Sudirman, sebelum kembali        3 - 4 jam saja; Solo - Yogya, sekitar 4 - 5
            ke markasnya di Gunung Sumbing.        jam, dan Semarang - Yogya, sekitar 6 - 7
            Sesuai tugas yang diberikan oleh       jam. Magelang dan Semarang (bagian
            Panglima Besar Sudirman, dalam         Barat) berada di wilayah kewenangan
            rapat Pimpinan Tertinggi Militer dan   Divisi III GM III, namun Solo, di bawah
            Sipil di wilayah Gubernur Militer III,   wewenang Panglima Divisi II/GM II
            yang dilaksanakan di markas yang       Kolonel Gatot Subroto. Oleh karena itu,
            terletak di lereng Gunung Sumbing.     serangan di wilayah Divisi II dan III harus
            Selain Gubernur Militer/Panglima       dikoordinasikan dengan baik sehingga
            Divisi III Kol. Bambang Sugeng, dan
                                                   dapat dilakukan operasi militer bersama
   97   98   99   100   101   102   103   104   105   106   107