Page 31 - PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN DENGAN KEKUATAN SENJATA
P. 31
Pasukan diberangkatkan dari Muncar Banyuwangi dengan sasaran daerah Kuning dan
terus ke Munduk Malang. Penyeberangan dilaksanakan malam hari. Rombongan ini
dalam penyeberangannya di tengah laut dipergoki oleh patroli Belanda dan langsung
menembaki ke arah rombongan pasukan Ngurah Rai. Akibatnya Cokorde Rai Gambir
dan Cokorde Dharma Putra gugur. Sebagian berhasil mendarat di Yeh Kuning dan
sebagian lagi di bawah Ngurah Rai kembali ke Muncar. Keesokan harinya tanggal 4
April 1946, rombongan Ngurah Rai berhasil mendarat di Pulukan untuk seterusnya menuju
Munduk Malang.
Gelombang ketiga, Pasukan M sebagai induk pasukan berangkat pada tanggal 4 April 1946
malam hari. Mereka berangkat dari pelabuhan Banyuwangi dengan berkekuatan empat
peleton. Sasarannya akan mendarat di daerah Candikusuma. Saat fajar menyingsing,
rombongan Pasukan M dipergoki oleh dua motorboat Belanda yang sedang berpatroli.
Terjadilah pertempuran antara Pasukan M melawan patroli Belanda. Dengan taktik
menempel pada motorboat Belanda, Pasukan M sulit untuk ditembaki Belanda.
Sebaliknya, Pasukan M dapat melemparkan granat-granat tangan ke dek motorboat.
Akhirnya, satu motorboat Belanda terbakar dan tenggelam serta yang satunya melarikan
diri. Setelah berhasil menghancurkan patroli Belanda, Pasukan memerintahkan untuk
putar haluan kembali ke Banyuwangi, sebab arus laut yang kuat dan kapal Markadi sendiri
berlobang-lobang. Dalam perang ini, pihak Pasukan M gugur dua orang, yakni Sumeh
Darsono dan Sidik.
Keesokan harinya, Pasukan M kembali berlayar menuju Bali dan mereka berhasil
melakukan pendaratan di Klatakan, Melaya, dan Candikusuma. Sesampainya di Bali
dilakukan koordinasi dan dibentuk MGGSK (Markas Gabungan Gerakan Sunda
Kecil). Kemudian pada bulan Juli 1946, juga terjadi pendaratan pasukan tempur yang
dipimpin oleh Kapten Saestuhadi. Setelah itu terjadilah pertempuran di berbagai
daerah.
Mula pertama pasukan MGGSK dihadang oleh pasukan Belanda di Klatakan. Terjadilah
pertempuran sengit. Pasukan MGGSK terdesak dan pemimpin yang gugur, antara lain
Kapten Saestuhadi, Kapten Suryadi, dan Letnan Nurhadi.
30