Page 29 - PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN DENGAN KEKUATAN SENJATA
P. 29
proklamasi baru diketahui oleh rakyat Muna, saat Jepang menyerahkan pemerintahan
Muna kepada Ode Ipa yang kemudian meninggalkan Muna menuju Kendari. Di Buton
berita proklamasi diterima rakyat dari para pelayar yang tiba dari Jakarta dan Bangka serta
dari orang-orang Jepang yang datang ke Makassar. Mula-mula berita itu diterima di
Kepulauan Tukang Besi (Wakatobi). Di Sulawesi Tengah, berita proklamasi diterima pada
tanggal 17 Agustus pada pukul 15.00 waktu setempat. Berita itu diterima Abdul Latief dari
tentara Jepang yang dikawal dari dua tentara Heiho dari Sulawesi Selatan, yaitu Saleh
Topetu dan Djafar. Perwira itu mengatakan “Bangsa Indonesia sudah merdeka”.
Di Manado, berita proklamasi pertama kali diterima di markas besar tentara Jepang yang
berkedudukan di Minahasa. Di Markas itu terdapat alat-alat sarana komunikasi yang
mempekerjakan tenaga Indonesia diantaranya adalah
A.S. Rombot. Saat itu, Rombot sedang mendapat tugas untuk menerima berita Domei
dari Tokyo. Pada saat itulah berita tentang proklamasi yang disebarkan di seluruh
penjuru dunia itu diketahuinya, tepatnya pada 18 Agustus 1945. Berita itu diterimanya
bersamaan dengan berita kapitulasi Jepang dan perintah genjatan senjata. Segera
setelah bertugas Rombot mengontak W.F. Sumati yang saat itu sebagai daidancho
boo ei Teisintai di Tondano. Kedua tokoh itu kemudian menyampaikan berita proklamasi
itu ke tokoh-tokoh nasionalis. Berita itu kemudian disebarkan ke Sangir Talaud, Bolaang
Mongondow, dan Gorontalo.
Setelah berita proklamasi kemerdekaan tersebar keseluruh penjuru Sulawesi, sejak itu pula
bendera merah putih mulai berkibar menjadi lambang Indonesia merdeka. Cita-cita yang
sudah lama diinginkan oleh rakyat pun terwujud. Di Sulawesi Tenggara misalnya,
bendera merah putih dikibarkan pada 17 September 1945 dengan dipimpin oleh D. Andi
Kasim. Di Lasusua bendera merah putih dikibarkan pada 5 Oktober 1945 yang dihadiri oleh
kepala distrik Patampanua dan beberapa pimpinan pemuda RI dari Luwu.
Sementara itu, pada 14 Februari 1946, B.W. Lapian sebagai pemimpin sipil pada saat itu
memimpin pasukan pemuda bersama Letkol. Ch. Taulu dan Serda S.D. Wuisan
merobek bagian biru pada bendera Belanda di tangsi militer Belanda, di Teling, Menado.
Peristiwa heroik itu menandai berkibarnya bendera merah putih.
28