Page 29 - BMH JATIM-MAJALAH MULIA EDISI MEI 2021 VERSI ONLINE
P. 29
godaan yang menggerogoti te kat nya.
Tidak sedikit temannya me ngingatkan
konsekuensi buruk yang berpotensi
menimpa diri ka rena berada di daerah
pedalaman dan jauh dari sanak kelu
arga.
Lajang kelahirang 22 tahun silam
ini sendiri sejatinya sudah men dapat
beberapa penjelasan, ten tang karak
ter orang pedalaman, khususnya Suku
Tugotil, target utama pembinaan. Per
nah dice ritakan kepadanya, bahwa
su ku yang hidup nomaden ini, tak
sung kan menombak siapa saja yang
tidak mereka senangi. Taruhan nya
nyawa.
Tapi, Irul tak ciut nyali. Ia yang ber
asal dari Purwokerto, Jawa Te ngah,
meyakini, bahwa bilamana ni at telah
lurus, pertolongan Allah mes ti akan
datang. galami ke celakaan.
“Pegangan saya adalah janji Al “Alhamdulillah, Allah masih mem
lah, bahwa apabila menolong aga beri perlindungan. Lukanya tidak par
ma Allah, maka Allah akan meno long ah. Hanya lecetlecet. Te man kita,
balik,’” ungkap Irul, me nyitir surat Mu bahkan ada yang pa ta tulang, karena
hammad, ayt 7. jatuh dari motor,” ujar bungsu dari
delapan ber saudara ini.
Ujian Mental Masih terkait dengan medan ini,
Setibanya di pesantren Hidaya Irul mengisahkan ada kejadian meng
tullah Maluku, Irul harus menaati pro gelitik. Demi menghemat biaya, suatu
tokol kesehatan dengan me lakukan kesempatan, dia dan sahabatnya
isolasi mandiri. Selesai, ia langsung di memilih untuk me nempuh jalur da
antar untuk menuju titik utama target rat dengan me ngendarai motor. Se
dakwah, Suku Tu gotil. bab kalau ha rus jalur air, kudu keluar
Perjalanan menuju suku Tugotil, kocek li ma ratus ribuan. Padahal jarak
memiliki kesan sendiri bagi pa sangan tempuh hanya 35 KM.
bapak Safruddin dan ibu Soi mah ini. Tak disangka, sampailah mereka
Betapa tidak, tantangan perjalanan, di lintasan yang lebar jalannya han
jauh dari gambaran yang dibayang ya seukuran ban motor. Be rada pas
kan. Perjalanan darat ditempuh dela di bibir jurang. Nyali me reka pun ciut
pan jam. untuk mengenda likan kuda besi.
Belum lagi harus menuntun mo tor Tapi tekat masih bulat untuk sam
untuk melewati sungai, dan me napaki pai ke lokasi dakwah. Tak habis akal,
jalan setapak yang bera da di ket mereka pun menyewa te naga warga
inggian gunung, de ngan kemiringan yang lewat, untuk me ngangkut motor
nyaris 180 derajat. melewati jalur itu.
Kualitas medan pun sangat me “Saat itu ada empat orang yang
nantang nyali. Penuh dengan be memikul motor. Kita bayar 150 ribu.
batuan, krikil, dan lumpur. Lebih hemat 350 ribu dari bi aya via
Di satu sisi gunung menjulang, jalur air,” kisahnya sambil ter kekeh.
apa bila hujan rawan longsor dengan Selain medan, vasilitas juga men
bebatuan besar. Di sisi lain ju rang nan jadi tantangan tersendiri bagi alum ni
curam. Kalau tidak ha tihati rawan MA Hidayatullah Bandung ini, yang
sekali terpeleset dan jatuh. Irul sendiri terbiasa dengan kemuda han selama
mengaku su dah beberapa kali men hidup di Jawa.
Ramadhan 1442/Mei 2021 | MULIA 25