Page 30 - BMH JATIM-MAJALAH MULIA EDISI MEI 2021 VERSI ONLINE
P. 30
SOSOK
Sebelumnya, selama di Jawa ia gaji. Mulai dari anakanak sampai yang
me rasa banyak kemudahan akses. dewasa.
Se perti listrik, signal HP, dan akses in Di samping semangat belajar yang
ternet. Namun di sini, semua itu ti dak dimiliki, ada hal yang memilukan hati
ia dapati. Irul. Gaya hidup mereka yang jauh dari
Semua terputus saat ada di pe prinsip kebersihan. Mandi mereka ja
dalaman. Tak ayal, naluri anak mu da rang. Pakaian nyaris tidak pernah gan
melenialnya pun terkadang men jerit. ti dalam seminggu.
“Pernah muncul penyesalan. Hu “Kalau mengajar, aroma tidak
bungan dengan keluarga saja ter sedap memenuhi ruangan,” ungkap
putus. Tapi kembali diteguhkan, de nya.
ngan mengingatingat kembali fir man Bukannya merasa muak dengan
Allah, tentang kemuliaan ter jun di kondisi, keadaan yang demikian inilah
dunia dakwah,” papar Irul. membuat pengidola Aid alQarni
ini semakin ‘jatuh cinta’ untuk terus
‘Jatuh Cinta’ bersemangat berdakwah di pedala
Kesan pertama Irul ketika men man. Meski kurang ilmu, halhal se
jumpai warga Suku Tugotil tidaklah derhana yang ia miliki sangat berarti.
manis. Sebabnya, dia dan kedua Ia rela mengajarkan bagaimana
kawannya yang mengantar seolah cara memakai sarung yang benar. Ia
mendapat penolakan dari warga. juga mengajarkan cara mandi yang
Hal itu terbaca dari respon yang bersih, yang menurutnya, sangat ber
ditunjukkan, dengan menjauhi mere manfaat bagi masyarakat.
ka bertiga. Mereka kemudian memi Meski demikian, ia pun tetap
lih balik kanan, untuk menunggu se memiliki rencana untuk melanjutkan
niornya, yang memang telah menjalin studinya di Surabaya. Berangkat dari
hubungan akrab dengan warga suku. pengalamannya saat ini, ia menyim
Selang tiga hari kemudian, si pulkan, bahwa selain mental, tetap
ustadz yang ditunggu datang. Benar perbekalan ilmu dan istiqomahan iba
saja, respon warga sangat positif. dah sangat dibutuhkan untuk men
Bahkan di antara mereka rela mene jawab segala tantangan yang dihada
mpuh perjalanan puluhan kilo meter pi di lapangan.
demi menemui sang ustadz. “Untuk temanteman, khususnya
“Salah satu karakter Suku Tugotil para pemuda. Saya mengajak untuk
ini, mereka benarbenar menjaga diri berani keluar di zona aman. Karena
dari pendatang baru. Tapi kepada masyarakat pedalaman masih banyak
mereka yang sudah diterima, mereka membutuhkan pencerahan. Sebera
terbuka,” jelas penyuka traveling ini. papun pemahan ilmu yang dimiliki, itu
Setelah dikenalkan dan be berapa sangat bermanfaat dan berguna bagi
hari tinggal bersama, kebekuan pun mereka,” pesan Irul, sebelum menut
mulai mencair. Masyarakat aktif men up pembicaraan.*/Robinsah
26 MULIA | Ramadhan 1442/Mei 2021