Page 188 - Tan Malaka - MADILOG
P. 188

Alam terkecil sampai ke Alam Raya. Semuanya benda itu bergerak dan
               semua pergerakan itu mesti takluk pada Dialektika Materialsme.

               Cuma “kosong” yang tiada bergerak. Dan sungguh pula: semua yang tak
               bergerak itu “kosong”. Otak yang tidak bergerak itu juga kosong, berisi
               kekosongan adalah barang yang tak masuk diakal.

                   4.  LOGIKA  A  =  A  PERSOALAN  PASTI  DIJAWAB  DENGAN
                       PASTI PULA.
               Dalam daerah yang sudah dibatasi oleh Dialektis Materialisme tadi masih
               lebih dari cukup lapangan buat bergeraknya Logika. Lamanya satu benda
               bertukar  menjadi  benda  lain,  perpaduan  dan  perpisahan  benda,  tumbuh
               dan  matinya  benda,  dan  1001  persoalan  lain-lain  alat  adanya  pertukara
               itu,  bisa  dan  undangnya  kodrat  tolak  dan  tariknya  satu  benda  terhadap
               benda  lain  mesti  dihitung  dengan  Matematika  dan  dikenali  oleh
               Logikanya ilmu masing-masing cabang pengetahuan.
               Senantiasa banyak peluh-peluh mesti keluar dan otak mesti berputar-balik
               buat mengetahui yang belum diketahui. Cuma pemikir mistikus yang tak
               perlu memutar-balikkan otak yang mengeluarkan peluh, buat mengetahui
               sesuatu  perkara.  Cuma  ahli  kegaiban  yang  sudah  mengetahui  semua
               perkara di Alam Raya ini. dan sungguh pula, yang mengetahui “semua”
               perkara di Alam Raya ini ialah Ahli Kegaiban.
               Satu scientist tulen tak akan berkata: Saya mengetahui semua yang bisa
               diperalamkan didunia, apalagi di .................... akhirat! Demikianlah juga
               sikapnya  seorang  pemimpin  masyarakat  yang  jujur  dan  bertanggungan
               pada diri dan masyarakatnya, seperti yang saya kenal di Asia Raya ialah:
               Guru  Kung,  di  daerah  Sungai  Hoang  Ho  di  Tiongkok  Utara.  Kepada
               muridnya Guru Kung atau Kung Tju menjawab. Yang di dunia ini saja
               engkau belum ketahui apalagi pula yang diakhirat itu.
               Pasal 6. APAKAH YANG HIDUP DI BUMI LAIN-LAIN?

               Satu  persoalan  yang  berbahaya  buat  si  penjawab.  Karena  pertanyaan
               semacam itu sudah dimonopoli jawabnya oleh ahli-kegaiban. Si penjawab
               pertanyaan  semacam  itu  selalu  berada  disudut  mata  ahli-kegaiban,  dan
               penjawab boleh jadi sekali sekurangnya akan kehilangan gaji, kalau tiada
               berlaku  licin.  Pertanyaan  semacam  itu  sebetulnya  tiada  sukar  dijawab
               kalau dua perkara sudah diketahui. Pertama mesti diketahui alat-adanya
               Hidup  (Life).  Kalau  keadaan  di  Bumi  lain  itu.  Kalau  keduanya  sudah
               diketahui  oleh  seseroang  yang  mempunyai  “commonsense”  artinya
               pikiran  sehat  yang  sederhana  saja,  bisa  menjawabnya.  Pertanyaan



                                                                                         187
   183   184   185   186   187   188   189   190   191   192   193