Page 194 - Tan Malaka - MADILOG
P. 194

menarik”, sesudah hidungnya ditimpa buah apel yang kecil itu. Dengan
               kodrat bumi kita menarik buah apel tadi, dengan kodrat itu pula bumi kita
               menarik udara bumi kita. Pegang teguh udara itu, bawa  lari  mengedari
               matahari  pada  lingkungan  yang  337.000.000  Km  panjangnya  melalui
               awang-awang.  Bagi  yang  keluaran  sekolah  menengah  sudah  tak  asing
               lagi persoalan semacam ini.

               Tetapi  apakah  di  sekolah  menengah  sekarang  sudah  diajarkan  “kenapa
               CO2,  O  dan  lain-lain  zat  asli  tak  lolos  dari  udara  kita”,  saya  tak  tahu.
               Bagaimana  juga  tak  ada  salahnya  buat  diuraikan  disini  dengan
               sekedarnya.  Karena  inilah  yang  jadi  salah  satu  kunci  persoalan:  Kalau
               pada satu bumi tak ada CO2 atau O, yakni kalau mereka bisa lolos, maka
               semua  perkara  perhubungan  dengan  yang  hidup  itu  lolos  pula.  Tetapi
               sebaliknya “kelolosan persoalan semacam itu dalam pergaulan manusia”
               tidaklah  menjadi  tanggungan,  bahwa  tak  ada  CO2,  O  dll  dibumi  lain.
               Persoalan semacam itu lolos dari kepalanya Kaum Kegaiban. Meskipun
               begitu CO2 itu masih ada di dunia kita.
               Sedikit diminta kesabaran para pembaca!

               Andainya satu batu yang jatuh dari atas yang “tak berbatas” (infinitely)
               tingginya. Andaikan pula bumi ini, tunggal tak terpencil diawang-awang.
               Tak  ada  bintang  yang  menariknya,  mempengaruhi  jalannya  dan
               kekuataannya  menarik.  Menurut  hukum  Newton  maka  batu  tadi  akan
               jatuh  dengan  kecepatan  yang  tetap  naiknya.  Pada  satu  tempo  dia  akan
               sampai  ke  tanah  dengan  sesuatu  kecepatan  (V).  Kcepatan  V  ini  akan
               mendapat nilai yang berbatas” (finite), walaupun “ketinggian” dari mana
               dia jatuh tak terbatas. “Para ahli menghitung” V dari formula:

                                               V² = 2 CM/a

               C = tarikan yang tetap oleh bumi.
               M = massa jumlah zatnya bumi
               a = radius antara pusat kelingkaran, seperti jari roda.

               Jadi kalau sebaliknya batu tadi dilemparkan keatas dengan kecepatan V,
               maka ia akan sampai ke atas yang tingginya tak berbatas pula. Karena ia
               diandaikan jatuh dari ketinggian yang tak berbatas pula. Sesudah sampai
               keatas  yang  tak  berbatas  tingginya  tadi  dilemparkan  dengan  kekuatan
               kurang dari V, dia tak akan sampai ketempat tak berbatas tadi. Dia akan
               berhenti  sebentar  seperti  peluru  ditembakkan  dan  “kembali”  ke  tanah
               ditarik bumi. Batu tadi tak bisa lolos dari bumi. Sebabnya, ialah semua




                                                                                         193
   189   190   191   192   193   194   195   196   197   198   199