Page 21 - Modul Literasi Buku Fiksi dan Nonfiksi
P. 21

Buku Fiksi dan Nonfiksi --- Menjelajah Dunia dengan Membaca                             16






             Daya  tarik  seperti  itu  juga  dimiliki  oleh  karya-karya  fiksi,  seperti  antologi
             puisi, cerita pendek, atau novel. Tentu saja faktor penyebabnya tidak sama

             dengan  bacaan  yang  berupa  karya  nonfiksi.  Seseorang  membaca  cerpen
             bukan  untuk  mendapatkan  informasi,  bukan?  Pada  umumnya  seseorang

             membaca cerpen adalah untuk memperoleh hiburan ataupun pengalaman-
             pengalaman hidup. Adapun daya hibur sebuah cerpen bisa disebabkan oleh

             berbagai faktor. Seperti yang telah kita pelajari terdahulu bahwa daya tarik
             sebuah  cerita,  bisa  karena  unsur  tema,  latar,  penokohan,  amanatnya.

             Mungkin  pula  karena  alurnya  yang  penuh  kejutan.  Mungkin  hal  itu  karena
             konflik cerita itu yang menegangkan.



             Banyak hal yang menyebabkan seseorang tertarik pada sebuah karya fiksi.
             Unsur penokohan juga bisa menimbulkan kesan tersendiri. Kamu terkagum-

             kagum  oleh  sifat  seorang  tokoh  yang  ada  di  dalamnya.  Bisa  pula  kita
             terpesona  oleh  penyajian  latar  atau  gaya  bercerita  pengarang  yang

             memukau  dan  menghanyutkan.  Pilihan  kata  yang  digunakan  pengarang,
             dapat juga menjadi penyebab ketertarikan seseorang terhadap karangan itu.


                  Perhatikan cuplikan cerita berikut!



               Sudah setahun kamu hilang, tapi aku masih pergi ke tempat favorit kita dulu. Aku
               masih  datang  ke  Bartos  Cafe,  dekat  rumahmu.  Memesan  satu  es  teh  manis
               tanpa gula. Minum dari gelas langsung, padahal sedotan ada di dalamnya. Itu
               yang kamu kesalkan biasanya bukan?


               Katamu dulu, 'itu ada sedotan, kok malah minumnya gitu?'


               'Biar diperhatiin aja,' kataku.

               'masih kurang?' tanyamu.


               'Selalu kurang,' kataku.


               Lalu  kamu  senyum  merasa  geli.  Tapi  jujur  ,gombalanku  cukup  dahsyat  kan?
               Percayalah, aku punya lebih banyak lagi, ketika kamu pulang nanti.


               Sudah setahun kamu hilang, tapi aku masih mampir setiap minggu di ujung jalan
               rumahmu. Melihat awan, memandangi pagar rumahmu, berusaha berpegangan
               kepada penggalan cerita kita dulu,  yang semakin hari semakin samar. (cerpen
               "Setahun" karya Raditya Dika)
   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26