Page 22 - Modul Literasi Buku Fiksi dan Nonfiksi
P. 22

Buku Fiksi dan Nonfiksi --- Menjelajah Dunia dengan Membaca                             17






             Daya  tarik  cuplikan  tersebut  tampak  pada  temanya,  yakni  tentang  cinta,
             tentang  kehilangan.  Bagi  orang  yang  sedang  mengalami  perasaan  seperti

             itu, tema ini sangat menyentuh.



             Selain  itu  cuplikan  tersebut  memiliki  daya  tarik  dalam  kata-katanya  yang
             menggunakan majas. Misalnya, pada kata-kata melihat awan, memandangi

             pagar rumahmu, berusaha berpegangan kepada penggalan cerita kita dulu.
             Kata-kata yang berwarna merah adalah majas personifikasi.


                  Perhatikan cuplikan cerita berikut!



               Mardanu seperti kebanyakan lelaki, senang bila dipuji. Tetapi akhir-akhir ini dia merasa
               risi bahkan seperti terbebani. Pujian yang menurut Mardanu kurang beralasan sering
               diterimanya. Ketika bertemu teman-teman untuk mengambil uang pensiun, ada saja
               yang bilang, "ini Mardanu, satu-satunya teman kita yang uangnya diterima utuh karena
               tak punya utang." Pujiani itu sering diiringi acungan jempol. Ketika berolahraga jalan
               kaki pagi hari mengelilingi alun-alun, orang pun memujinya, "Pak Mardanu memang
               hebat. Usianya tujuh puluh lima tahun, tetapi badan tampak masih segar. Berjalan
               tegak, dan kedua kaki tetap kekar."


               Kedua anak Mardanu, yang satu jadi pemilik kios kelontong dan satunya lagi jadi sopir
               truk semen, juga jadi bahan pujian, "Pak Mardanu telah tuntas mengangkat anak-anak
               hingga semua jadi orang mandiri." Malah seekor burung kutilang yang dipelihara
               Mardanu tak luput jadi bahan pujian. "Kalau bukan Pak Mardanu yang memelihara,
               burung kutilang itu tak akan demikian lincah dan cerewet kicauannya."


               Mardanu tidak mengerti mengapa hanya karena uang pensiun yang utuh, badan yang

               sehat, anak yang mapan, bahkan burung piaraan membuat orang sering memujinya.
               Bukankah itu hal biasa yang semua orang bisa melakukannya bila mau? Bagi
               Mardanu, pujian hanya pantas diberikan kepada orang yang telah melakukan
               pekerjaan luar biasa dan berharga dalam kehidupan. Mardanu merasa belum pernah
               melakukan pekerjaan seperti itu. Dari sejak muda sampai menjadi kakek-kakek dia
               belum berbuat jasa apapun. Ini yang membuatnya menderita karena pujian itu seperti
               menyindir-nyindirnya. (Cerpen "Menderita Bila Dipuji" karya Ahmad Tohari)




             Cuplikan  cerpen  di  atas  memiliki  daya  tarik  pada  cara  pengarang

             mendeskripsikan  perasaan  dan  keadaan  tokohnya.  Pengarang  begitu
             cermat  sehingga  pembaca  mendapatkan  gambaran  yang  sejelas-jelasnya

             tentang suasana hati tokoh Mardanu.
   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27