Page 31 - Asas-Asas dan Dasar-Dasar Tamasiswa
P. 31
30
(masyarakat). Oleh karena itu, kemerdekaan diri harus diartikan “swa-disiplin” atas
dasar nilai hidup yang tinggi, baik hidup sebagai “individu” maupun sebagai anggota
masyarakat. Kemerdekaan harus juga menjadi dasar untuk mengembangkan pribadi
yang kuat dan sadar dalam suasana perimbangan dan keselarasan dengan
masyarakatnya.
3. Asas Kebudayaan mengandung arti keharusan memelihara nilai-nilai dan bentuk-
bentuk kebudayaan nasional. Dalam memelihara kebudayaan nasional itu ke arah
kemajuan yang sesuai dengsan kecerdasan zaman, kemajuan dunia guna kepentingan
hidup rakyat lahir dan batin dalam tiap-tiap zdaman dan keadaannya.
4. Asas Kebangsaan mengandung arti adanya rasa satu dengan bangsa sendiri dalam
suka dan duka dan dalam kehendak mencapai kebahagiaan hidup lahir dan batin
seluruh bangsa. Asas kebangsaan tidak boleh bertentangan dengan asas
kemanusiaan, malah harus menjadi sifat, bentuk, dan laku kemanusiaan yang nyata
dan karena itu tidak mengandung arti permusuhan terhadap bangsa-bangsa lain.
5. Asas Kemanusiaan mengandung arti, bahwa wujud kemanusiaan itu ialah darma tiap-
tiap manusia yang timbul dari keluhuran akal dan budinya. Keluhuran akal dan budi
itu menimbulkan rasa dan laku cinta-kasih terhadap sesama manusia dan terhadap
makhluk kodrat alam seluruhnya yang bersifat keyakinan akan adanya hukum
kemajuan yang meliputi alam semesta. Karena itu rasa dan laku cinta-kasih itu harus
tampak pula sebagai kesimpulan untuk berjuang melawan segala sesuatu yang
merintangi kemajuan yang selaras dengan kehendak alam.
Tujuan.
1. Sebagai yang dinyatakan dalam “Keterangan Asas Taman Siswa tahun 1922” pasal 1,
tujuan Taman Siswa sebagai Lembaga pendidikan dan kebudayaan ialah
terwujudnya masyarakat tertib dan damai.
2. Tertib yang sebenarnya itu tidak aka nada, jika tidak ada damai antara manusia. Dan
damai antara manusia itu hanya mungkin ada dalam keadilan social sebagai wujud
berlakukan kedaulatan adab kemanusiaan, yang menghilangkan segala rintangan oleh
manusia terhadap sesamanya dalam syarat-syarat hidupnya, serta menjamin
terbaginya syarat hidup lahir batin secara sama-rata sama-rasa.