Page 27 - Asas-Asas dan Dasar-Dasar Tamasiswa
P. 27
26
LAMPIRAN-LAMPIRAN
9. ASAS TAMAN SISWA (1922)
1. Hak seseorang akan mengatur dirinya sendiri (zelfbeschikkingsrecht) dengan
mengikuti tertibnya persatuan dalam perikehidupan umum (maatschappelijke
saamhoorighels), itulah asas kita yang pertama.
Tertib dan Damai (Tata lan Tentrem, Orde en Vrede) itulah tujuan kita yang setinggi-
tingginya. “Ketertiban” tidak akan didapat kalau tak bersandar pada “kedamaian”.
Sebaliknya tak aka nada orang hidup damai, jik ia dirintangi dalam segala syarat
kehidupannya. Bertumbuh menurut kodrat (natuuriljke groel) itulah perlu sekali
untuk segala kemajuan (evolutie) dan harus dimerdekakan seluas-luasnya. Maka dari
itu pendidikan yang beralaskan syarat “paksaan-hukuman-ketertiban” (“regeering –
tucht en orde”, ini perkataan dalam ilmu pendidikan) kita anggap memperkosa hidup
kebatinan anak. Yang kita pakai sebagaialat pendidikan pemeliharaan dengan sebesar
perhatian untuk mendapat tumbuhnya hidup anak, lahir dan batin menurut kodratnya
sendiri. Inilah kita namakan “Among-Method”.
2. Dalam sistim ini maka pengajaran berarti mendidik anak akan menjadi manusia yang
merdeka batinnya, merdeka fikirannya dan merdeka tenaganya. Guru jangan hanya
memberi pengetahuan yang perlu dan baik saja, akan tetapi harus juga mendidik si
murid akan dapat mencari sendiri pengetahuan itu dan memakainya guna amal
keperluan umum. Pengetahuan yang baik dan perlu yaitu yang manfaat untuk
keperluan lahir dan batin dalam hidup bersama.
3. Tentang zaman yang akan datang, maka rakyat kita ada di dalam kebingungan.
Seringkali kita tertipu oleh keadaan, yang kita pandang perlu dan laras untuk hidup
kita, padahal itu adalah keperluan bangsa asing, yang sukar didapatnya dengan alat
penghidupan kita sendiri. Demikianlah acapkali kita merusak sendiri kedamaian
sendiri kedamaian hidup kita.
Lagi pula kita sering juga mementingkan pengajaran yang hanya menuju
terlepasnya fikiran (intellectualisme), padahal pengajaran itu membawa kita kepada