Page 26 - Asas-Asas dan Dasar-Dasar Tamasiswa
P. 26

25


                       Berilah Kemerdekaan dan kebebasan  kepada anak anak kita, bukan kemerdekaan
               yang leluasa, namun yang terbatas oleh tuntutan-tuntutan Kodrat-alam yang nyata, dan yang

               menuju  ke  arah  Kebudayaan,  yakni  keluhuran  dan  kehalusan  hidup  manusia.  Agar
               kebudayaan tadi dapat menyelamatkan dan membahagiakan hidup dan penghidupan diri dan
               masyarakat, maka perlulah dipakai dasar Kebangsaan, akan tetapi jangan sekali-kali dasar ini
               melanggar atau bertentangan dengan dasar yang lebih luas, yaitu dasar Kemanusiaan.

                       Dengan begitu maka 5 dasar tadi gampang untuk diingat-ingat, karena kita masukkan

               ke dalam rangkaian kalimat yang mempunyai arti dan mudah diingat. Boleh juga kita memakai
               penjelasan sebagai berikut:


                       Bekal-bekal untuk hidup lahir dan batin cukuplah manusia dapat dari Kodrat-alam.
               Perkembangan  jiwa  raga  harus  dilingkungi  Kemerdekaan,  agar  tak  menyalahi  kodratnya
               hidup manusia serta menuju ke arah Kebudayaan. Kebudayaan yang sejati ialah yang pada
               pertama kali timbul dari hidup Kebangsaan, yang selanjutnya meluas dan meningkat seb agai

               sifat Kemanusiaan.

                       Dari semua uraian di atas dapatlah pula kita ambil kesimpulan yang mengenai suatu
               asas atau dasar yang tersendiri. Misalnya tentang “Kemerdekaan” jelaslah bagi kita bahwa

               Kemerdekaan  menurut  filsafat  Ketamansiswaan  bukanlah  kebebasan  yang  tidak  terbatas,

               bukanlah  kebebasan  yang  menimbulkan  kekacauan.  “Kemerdekaan”  bagi  Taman  Siswa

               berarti:  hak  dan  kewajiban  mengurus  diri  sendiri  dengan  mengingati  tertib-damainya

               masyarakat (pasal I, ayat 1 dan 2 Asas 1922). Dengan asas itu lalu kita mengerti bagaimana
               kita  harus  bersikap  atau  bertindak  sebagai  “pamong”,  sebagai  “warga  negara”,  sebagai

               anggota “Taman Siswa”, sebagai apa saja. Demikianlah seterusnya.Tidak perlu kiranya kita

               menarik  kesimpulan-kesimpulan  dari  semua  asas-asas,  dasar-dasar,  peraturan-peraturan,
               adat-adat, semboyan-semboyan serta pengalaman-pengalaman itu, karena semuanya sudah

               terang  dengan  sendirinya  di  dalam  uraian-uraian,  teristimewa  dengan  penjelasan-

               penjelasannya  yang  khusus,  apabila  masih  ada  yang  belum  terang  bagi  saudara-saudara,

               sebaiknyalah hal itu diselidiki dan dipelajari sendiri dengan menggunakan rasa dan fikiran.
               Kalau  belum  juga  orang  belum  mendapat  pengertian  yang  dicarinya,  barulah  hendaknya

               memajukan pertanyaan kepada saudara yang lebih tua.
   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31