Page 10 - PENJAJAHAN BELANDA DI INDONESIA MAKALAH UJIAN AKHIR SEMESTER MATAKULIAH:APLIKASI KOMPUTER NAMA : ALOYSIUS NONG ADE NIM :2019.III.1.0007
P. 10

Jika diamati dari segi isi staatsblad tersebut, maka Sistem Tanam Paksa tidak begitu
               memberatkan pada penduduk. Dampaknya cukup destruktif menjadikan rakyat miskin dan tidak
               teratur hidupnya. Fenomena ini diakibatkan oleh adanya penyimpangan ketentuan-ketentuan
               yang tercantum dalam staatsblad yang dilakukan oleh pemerintah Hindia Belanda. Penduduk
               lebih banyak mencurahkan perhatian, tenaga, dan waktunya untuk tanaman berkualitas ekspor,
               sehinga tidak dapat mengerjakan sawahnya dengan baik, bahkan dalam suatu waktu tidak dapat
               mengerjakan sawahnya sama sekali (Hermawati, 2013:66).

               Penguasa memberlakukan Cultuur Procenten yaitu hadiah panen bagi para pejabat yang dapat
               menyerahkan hasil tanaman lebih banyak. Reaksi terhadap Sistem Tanam Paksa inilah yang
               melatarbelakangi pemerintah mengeluarkan Agrarische Wet (Undang-Undang Agraria) pada
               tahun 1870. Dalam Agrarische Wet terdapat pernyataan bahwa “Semua tanah yang tidak terbukti
               memeiliki bukti hak milik (eigendom) adalah menjadi domain negara atau milik negara”.

                Jadi inti pokok kebijakan cultuur stelsel adalah:


               a. Rakyat wajib menyediakan seperlima lahan garapannya untuk ditanami tanaman wajib
               (tanaman berkualitas ekspor).

               b. Lahan yang disediakan untuk tanaman wajib dibebaskan dari pembayaran pajak tanah.

               c. Hasil panen diserahkan kepada pemerintah kolonial. Kelebihan hasil panen dibayarkan
               kembali kepada rakyat.

               d. Tenaga dan waktu yang diperlukan untuk menggarap tanaman wajib tidak boleh melebihi
               tenaga dan waktu yang diperlukan untuk menanam padi.


               e. Mereka yang tidak memiliki tanah wajib bekerja selama 66 hari setahun di perkebunan milik
               pemerintah.

               f. Penggarapan tanaman wajib di bawah pengawasan langsung penguasa pribumi.
               Pegawaipegawai Belanda mengawasi jalannya penggarapan dan pengangkutan.

               Kartodirdjo (1987:366) menjelaskan gambaran tentang derajat intensitas penyelenggaraan sistem
               tanam paksa menurut catatan tahun 1833 sebagai berikut.

                       1. Gula: 32.722 bau

                       2. Indigo: 23.141 bau


                        3. Teh: 324 bau

                       4. Tembakau: 286 bau

                       5. Kayu manis: 30 bau
   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15