Page 52 - Pedoman_Penulisan_Tugas_Akhir_Mahasiswa
P. 52
48
yang tidak disengaja tentu saja tidak dapat dihindari sepenuhnya dan, bila
kesalahan itu ada, hendaknya amat minimal. Bila kemudian sang peneliti
menemukan kesalahan tersebut sesudah publikasi dilakukan, maka ia haruslah
berikhtiar melakukan koreksi dengan berbagai cara seperti menyelipkan daftar
koreksian pada karya yang sudah terlanjur dijilid atau dengan cara publikasi lain.
Ini dimaksudkan agar pembaca menyadari kesalahan yang terjadi.
Selain bertindak cermat, seorang peneliti haruslah berupaya agar
tulisannya mudah dipahami sehingga tidak menyusahkan orang lain dengan
mengadakan pengeditan berulang-ulang. Tulisannya harus jelas dan sistematis.
Buku pedoman penulisan disertasi ini dibuat untuk membantu peneliti dalam
upayanya menyajikan temuannya secara jelas, konsisten, dan sistematis.
B. Bersedia Menyerahkan Data
Sebuah temuan penelitian terbuka untuk diuji oleh orang lain, maka
seorang peneliti hendaknya tidak menyembunyikan data penelitian yang
digunakannya untuk menarik simpulan, khususnya kepada peneliti lain yang
berhasrat untuk mengadakan verifikasi atau analisis ulang terhadap penelitian
tersebut. Tentu saja dalam menyerahkan data tersebut, sang peneliti harus
menegaskan kepada orang yang membutuhkan data tersebut agar menjaga
kerahasiaan responden bila memang harus dirahasiakan.
C. Menghindari Plagiarisme
Apakah “plagiarisme” itu dan mengapa harus dihindari? Istilah
“plagiarisme” atau biasa pula disebut “plagiat”” ditransfer dari bahasa Inggris
plagiarism yang asal-muasalnya dari bahasa Latin plagiarius yang berarti
penculik. Istilah ini kemudian memiliki arti “penipuan dengan cara mengambil
hasil pemikiran orang lain dan menyajikannya seolah-olah hasil pemikirannya
sendiri” (Gibaldi, 1995:26). Plagiat atau penjiplakan ialah perbuatan secara
sengaja atau tidak sengaja untuk memperoleh atau mencoba memperoleh kredit
atau nilai suatu karya ilmiah, dengan mengutip sebagian atau seluruh karya
dan/atau karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya tanpa
menyatakan sumber secara tepat dan memadai. Pelakunya disebut plagiator, yang
dapat berupa orang perseorangan dan kelompok orang pelaku plagiat, masing-
masing bertindak untuk diri sendiri, untuk kelompok, atau untuk dan atas nama
suatu badan.
Perlu dijelaskan bahwa pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di
Perguruan Tinggi, plagiat meliputi tetapi tidak terbatas pada:
1. Mengacu dan/atau mengutip istilah atau kata-kata dan/atau kalimat,
data dan/atau informasi dari suatu sumber tanpa menyebutkan sumber
dalam catatan kutipan dan/atau tanpa menyatakan sumber secara
memadai.
2. Mengacu dan/atau mengutip secara acak istilah atau kata-kata dan/atau
kalimat, data dan/atau informasi dari suatu sumber tanpa menyebutkan