Page 10 - Produk Final Buku Intraktif_Kelompok 1
P. 10
c) Aktiva yang memiliki bentuk sebagai perlengkapan dalam proses
produksi atau operasional usaha jasa.
Melalui persediaan barang dagang, perusahaan dapat melakukan aktivitas
utamanya, yaitu berdagang. Persediaan juga digolongkan sebagai aset lancar,
karena perusahaan mengharapkan persediaan barang dagang akan menjadi kas
masuk selama periode akuntansi. Penerimaan kas atas penjualan persediaan, akan
dimasukan sebagai pendapatan.
Sedangkan, yang dimaksud dengan aset tetap merupakan suatu aset yang
dimiliki perusahaan yang ditujukan untuk mendukung aktivitas utama perusahaan.
Contoh dari aset tetap yaitu kendaraan, bangunan, peralatan, dll. Perusahaan
biasanya akan menggunakan aset tetap ini lebih dari periode akuntansi yang
ditetapkan. Perusahaan dapat menjual aset tetapnya, akan tetapi laba atau rugi atas
penjualan dipisahkan dari laba atau rugi dari aktivitas operasional perusahaan.
Perusahaan grosir merupakan perusahaan dagang yang kegiatan utama dari
usahanya adalah membeli dan menyimpan barang dagangan untuk dijual kembali
kepada pelanggan tanpa merubah bentuk maupun fungsi dari barang tersebut.
Sehingga perusahaan grosir perlu untuk melakukan pencatatan mengenai
persediaan barang dagang secara sistematis. Hal ini bertujuan untuk menentukan
jumlah ketersediaan dari barang dagang dan mengetahui seberapa banyak barang
dagang yang berhasil terjual. Pengelolaan persediaan secara terstruktur juga
diperlukan dalam kegiatan usaha pada perusahaan grosir, hal ini bertujuan agar
perusahaan dapat secara terus menerus mengetahui dan melaporkan ketersediaan
barang yang tersedia dijual.
1.3 Permasalahan Pencatatan dan Penilaian Persediaan Barang
Dagang Perusahaan Grosir
Masalah pencatatan dan penilaian dalam menentukan besarnya
persediaan sangat krusial bagi perusahaan grosir, karena persediaan memiliki
dampak langsung terhadap laba perusahaan. Menurut PSAK No. 14 biaya
persediaan merupakan biaya yang meliputi semua biaya dalam pembelian, biaya
konversi, serta biaya lain-lain sampai persediaan dapat dan siap dijual atau dipakai.
PSAK No. 14 juga menjelaskan bahwa persediaan harus diukur berdasarkan the
lower of cost and net realizable value (mana lebih rendah biaya atau nilai realisasi
bersih). Persediaan perusahaan seringkali dalam kondisi stok berlebihan yang
3