Page 109 - Pembelajaran Vokasi di Perguruan Tinggi - Agunawan Opa
P. 109

Indonesia  masih  membutuhkan  banyak  tenaga  terampil  dalam  10
                     tahun ke depan.

                            Untuk  menghilangkan  kesenjangan  tersebut,  pemerintahan
                     Indonesia  telah  mengeluarkan  serangkaian  kebijakan  untuk
                     menciptakan  SDM  unggul.  Salah  satunya  adalah  pengarusutamaan
                     pendidikan  vokasi.  Harapannya,  pendidikan  vokasi  yang  berfokus
                     pada keterampilan di bidang tertentu dapat mencetak angkatan kerja
                     terampil dan cocok dengan kebutuhan industri. Hal itu sesuai Rencana
                     Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Indonesia 2020-
                     2024  untuk  membentuk  SDM  berkualitas  dan  berdaya  saing,  yaitu
                     SDM yang cerdas, adaptif, inovatif, terampil, dan berkarakter.

                            Langkah  serius  pemerintah  tersebut  diwujudkan  dengan
                     pembentukan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Vokasi) di
                     Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pada 2019.
                     Ditjen  ini  bertugas  untuk  mentransformasi  pendidikan  vokasi  di
                     Indonesia.  Lewat  Ditjen  Vokasi,  ragam  program  yang  langsung
                     menyasar peningkatan keterampilan SDM Indonesia diluncurkan.

                            Program tersebut antara lain, link and match, Rumah Vokasi,
                     center of excellence (CoE), mahasiswa berwirausaha, dan pelibatan
                     industri  dalam  menyusun  kurikulum.  Link  and  match  merupakan
                     langkah  untuk  menjembatani  lulusan  sekolah  atau  kampus  vokasi
                     dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI). Di sini, keterlibatan
                     industri  sangat  dibutuhkan.  Beberapa  strategi  dasar  yang  dilakukan
                     bersama  oleh  satuan  pendidikan  vokasi  dengan  industri  mencakup
                     tujuh paket link and match. Di antaranya sinkronisasi kurikulum serta
                     menghadirkan guru atau dosen dari kalangan industri minimal 50 jam
                     per program studi (prodi) per semester.

                             Dalam  proses  sinkronisasi  kurikulum,  lembaga  pendidikan
                     vokasi  dan  industri  duduk  bersama  menyusun  kurikulum  yang
                     disesuaikan  dengan  kebutuhan  setiap  industri.  Dalam  kurikulum
                     tersebut, harus ada project base learning agar terbentuk soft skill yang
                     lebih  kuat.  Adapun  soft  skill  yang  dimaksud  yaitu  kemampuan





                                                      98
   104   105   106   107   108   109   110   111   112   113   114