Page 107 - Pembelajaran Vokasi di Perguruan Tinggi - Agunawan Opa
P. 107
pengajar yang memiliki kompetensi sesuai bidang keahliannya,
infrastruktur yang memadai, sumber daya pendukung yang
mencukupi, dan kurikulum yang relevan dengan dunia usaha. Bila
semua kebutuhan tersebut terpenuhi, maka para anak didik akan
dapat belajar dengan efektif. Pendidikan vokasi akan dapat
menghasilkan lulusan dengan keterampilan kerja yang handal dan
sesuai dengan kebutuhan industri. Dampaknya, tenaga kerja menjadi
produktif dan berkontribusi dalam perekonomian negara.
Pendidikan vokasi memiliki ciri yang khas, karena dapat menjadi
pendekatan yang komprehensif untuk semua aspek, seperti
pendanaan, infrastruktur, kualitas, pelatihan pengajar, layanan dan
evaluasi pendidikan vokasi. pengembangan keterampilan di
pendidikan vokasi sangat memerlukan kolaborasi dan kerjasama
(partnership) dengan dunia usaha, dengan dikoordinasi oleh
pemerintah. Kolaborasi yang baik antara lembaga pendidikan vokasi
dan dunia usaha telah menjadi kunci sukses pelaksanaan program
partnership. Dengan demikian mengembangkan kualitas pendidikan
vokasi akan lebih baik karena memungkinkan komunikasi yang sering
antara lembaga pendidikan dan perusahaan.
Pemerintah Indonesia melalui Dirjen Pendidikan Vokasi
Kemendibud telah mengeluarkan regulasi sinergitas antara lembaga
pendidikan dengan dunia usaha dan dunia industri. Program ini disebut
Link and Match yang terdiri dari lima paket sebagai berikut:
1. Terciptanya link and match antara vokasi dengan dunia industri
adalah pembuatan kurikulum bersama. Di mana kurikulum tersebut
harus disinkronisasi setiap tahun dengan industri.
2. Pihak industri wajib memberikan guru atau dosen tamu. Minimal
pengajaran dari dosen dan guru tamu ini dilakukan minimal 50 jam
per semester.
3. Pemberian magang kepada siswa SMK dan mahasiswa vokasi dari
industri yang dirancang bersama, minimal satu semester.
96