Page 155 - TOKSOPLASMOSIS-pada-Hewan
P. 155
menjasi 2 sporosista yang masing-masing mengandung sporozit.
Kucing di seluruh dunia merupakan sumber laten dari infeksi
Toxoplasma gondii. Berbagai penelitian pada kucing-kucing di seluruh
dunia, terdeteksi antibodi terhadap toksoplasmosis sebanyak 20-90 %.
Namun pada kucing yang diberi makan yang matang dan senantiasa
tinggal di rumah, pada kenyataannya sangat jarang terinfeksi
toksoplasmosis (Rommel et al., 1987). Hal ini selaras dengan temuan
Hanafiah et al., 2015 bahwa aktor-faktor yang berpengaruh terhadap
adanya toksoplasmosis pada kucing berdasarkan analisis bivariat adalah
pembersihan kotak pasir 1 kali sehari dan mandi 2-3 kali seminggu
sedangkan faktor-faktor yang memiliki peluang meningkatkan
seropositif toksoplasmosis berdasarkan analisis multivariat adalah
pemeliharaan kucing yang bebas di dalam rumah, dimandikan lebih
dari 1 kali seminggu, dan dimandikan lebih besar dari 1 bulan sekali.
Toksoplasmosis
Manusia/hewan
Kongenital Perolehan
Plasenta Per Oral
(asimtomatik)
Janin luka telur cacing makanan
Perantara daging mentah minum susu menghirup
/kurang matang tercemar udara yang
tercemar
Makan hospes injeksi transfusi hewan penghisap
pemindah (siput/ parenteral sel darah putih darah (nyamuk, lalat
kecoak) takizoit atau kelelawar)
Gambar 57. Ikhtisar Kemungkinan Penularan Toxoplasmosis pada
Gambar 57. Ikhtisar kemungkinan penularan toxoplasmosis pada hewan dan manusia
Hewan dan Manusia
146 Penularan pada manusia paling sering terjadi dengan cara mengkonsumsi daging
Toksoplasmosis pada Hewan
mentah atau daging kurang matang, terutama daging domba dan babi. Selain itu juga sering
terjadi akibat makan sayuran mentah yang tidak dicuci sebelumnya. Kemungkinan sayuran
tersebut tercemar oosista Toxoplasma yang berasal dari tinja kucing. Infeksi lain yang
potensial adalah melalui plasenta, minum air susu domba atau menghirup udara yang
tercemar oosista (Frankel, 1977; Sasmita dkk, 1986). Penularan secara transplasenta dari
seorang ibu hamil yang terinfeksi toksoplasmosis pada janinnya pada trimester pertama
kehamilan jarang terjadi infeksi secara kongenital dengan gejala klinis yang berat.
Selanjutnya, infeksi yang bersifat kongenital pada trimester ketiga kehamilan akan sering
terjadi namun dengan gejala klinis yang ringan hingga tanpa gejala sama sekali (asimtomatik)
(Soebianto dan Suharto, 1984).
Data kejadian toksoplasmosis di Indonesia belum dapat menggambarkan secara pasti
kondisi sebenarnya, program surveilen yang ada sulit menjelaskan kejadian sebenarnya
karena perencanaan program yang belum berkesinambungan. Data-data yang ada belum
dapat digunakan sebagai acuan dan bahan pengkajian komparatif antar daerah di Indonesia
114