Page 19 - TOKSOPLASMOSIS-pada-Hewan
P. 19
oosista tersebut berkembang menjadi 2 sporosista yang masing-masing
mengandung sporozoit. Kucing di seluruh dunia merupakan sumber
laten dari infeksi Toxoplasma gondii. Berbagai penelitian pada kucing
- kucing di seluruh dunia, terdeteksi antibodi terhadap toksoplasmosis
sebanyak 20 - 90 %. Namun pada kucing yang diberi makan yang
matang dan senantiasa tinggal di rumah, pada kenyataannya sangat
jarang terinfeksi toksoplasmosis (Rommel et al.,, 1987). Selain
perkembangan di dalam intestinum, oosista juga aktif berkembang
di luar usus atau organ pada kucing sebagaimana perkembangan yang
terjadi pada hewan-hewan perantara lainnya. Infeksi toksoplasmosis
bagi kucing justru tidak menimbulkan masalah, karena pada kucing
tidak menunjukkan gambaran klinis yang spesifik. Infeksi alam pada
kucing akan menunjukkan gejala-gejala anoreksia, demam, gejala
gangguan pernafasan dan ensefalitis.
Suatu hal yang perlu diketahui sebelumnya, ada pendapat
bahwa kucing sebagai hewan kesayangan merupakan sumber dari
penyakit toksoplasmosis. Pendapat yang selama ini berkembang
pada masyarakat tersebut adalah keliru. Pada kenyataannya, apabila
hewan-hewan tersebut dipelihara dengan baik dan benar dengan
selalu menjaga kesehatan dan kebersihan hidupnya, seperti halnya
manusia menjaga kesehatan diri dan lingkungannya, maka infeksi ini
sangat jarang terjadi. Bagi kucing sendiri, toksoplasmosis tidak akan
mengakibatkan gejala klinis yang berat, meskipun di dalam tubuhnya
didapati berjuta-juta oosista toksoplasma. Ini menunjukkan bahwa
parasit tersebut sangat baik mengembangkan adaptasi dirinya di
dalam tubuh kucing dan kucing juga mampu mengembangkan sistim
kekebalan dengan baik. Sementara itu, pada tubuh hospes perantara,
yaitu pada manusia dan hewan mamalia, dapat mengakibatkan
kejadian penyakit akut dan kronis.
Toksoplasmosis pada domba dan kambing memiliki arti penting.
Hal ini mengingat masyarakat Indonesia yang sangat menggemari
10 Toksoplasmosis pada Hewan