Page 48 - perpajakan
P. 48

8. PERUBAHAN UNDANG-UNDANG CIPTA KERJA


                                PAJAK PENGHASILAN (PPh)





    1. Tidak Kena Pajak Dividen
             Deviden yang diterima orang pribadi atau badan dikecualikan dari pajak dividen dengan
    syarat. Penghasilan dividen yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri yang diperoleh
    Wajib Pajak (WP) orang pribadi atau badan dikecualikan dari pengenaan pajak. Syaratnya, dividen

    itu diinvestasikan di Indonesia.
                Syarat berikutnya, dividen dan penghasilan setelah pajak yang diinvestasikan paling sedikit
    30% dari laba setelah pajak, serta bagi WP Badan syaratnya sahamnya tidak diperdagangkan di
    bursa efek Indonesia sebelum DJP menerbitkan surat ketetapan pajak dividen tersebut.

    Hal  ini  tertuang  dalam  Pasal  4  ayat  (3)  huruf  f  UU  Cipta  Kerja.  Jika  dividen  dan  penghasilan
    setelah pajak dari suatu BUT di luar negeri yang diinvestasikan di Indonesia kurang dari 30% dari
    jumlah laba setelah pajak, maka ketentuannya:
        Atas dividen dan penghasilan setelah pajak yang diinvestasikan dikecualikan dari PPh

        Atas selisih dari 30% laba setelah pajak dikurangi dengan dividen diinvestasikan dikenai PPh
        Atas sisa laba setelah pajak dikurangi dengan dividen yang diinvestasikan tidak dikenai PPh


    2. Ketentuan Pemajakan WNI dan WNA
              Penegasan tentang Subjek Pajak Dalam Negeri (SPDN) dan Subjek Pajak Luar Negeri (SPLN).
    Artinya,  baik  WNI  maupun  WNA  memiliki  kewajiban  sama  terkait  pajak  penghasilan  di  dalam
    negeri maupun ketika WNI berada di luar negeri. Ketentuan ini merupakan perubahan pada Pasal

    2 UU PPh. Semua jenis penghasilan yang diperoleh WNA (orang atau badan) di wilayah hukum
    Indonesia menjadi objek pajak yang bisa dipungut pemerintah karena menjadi SPDN.
              Sedangkan bagi WNI, dapat menjadi SPLN jika menjalankan usaha atau melakukan kegiatan

    usaha  melalui  Badan  Usaha  Tetap  (BUT)  di  Indonesia  dan  memperoleh  penghasilan  dari
    Indonesia dengan tidak menjalankan usaha atau melalui BUT di Indonesia.
    Berikut bunyi pasal tentang WNI atau WNA jadi subjek pajak dalam negeri di UU Cipta Kerja, yang
    tertuang dalam Pasal 2 ayat (3) huruf a:
    Orang pribadi yang merupakan WNI maupun WNA, yang;

      1. Bertempat tinggal di Indonesia;
      2. Berada di Indonesia lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan; atau
      3. Dalam suatu tahun pajak berada di Indonesia dan mempunyai niat untuk bertempat tinggal

        di Indonesia
    Bunyi pasal tentang WNI atau WNA yang jadi subjek pajak luar negeri di UU Cipta Kerja, tertuang
    dalam Pasal 2 ayat (4) huruf a, b, c, dan d:
      1. Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia;
      2. WNA yang berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan;

      3. WNI  yang  berada  di  luar  Indonesia  lebih  dari  183  hari  dalam  jangka  waktu  12  bulan  serta
        memenuhi persyaratan:
      4. Badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia, yang menjalankan

        usaha  atau  melakukan  kegiatan  melalui  BUT  di  Indonesia  atau  yang  dapat  menerima  atau
        memperoleh  penghasilan  dari  Indonesia  tidak  dari  menjalankan  usaha  atau  melakukan
        kegiatan melalui BUT di Indonesia.
   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53